Usaha-usaha menjatuhkan Anies dari posisi Gubernur DKI Jakarta kian gencar. Selain dalam bentuk tulisan opini, twit, ada juga petisi yang mendesak Anies di copot. Dalam negara demokrasi hal itu sah dan wajar dilakukan, tidak ada larangan apalagi petisi maupun opini tidak memiliki kekuatan hukum. Meski demikian opini dan petisi dapat menjadi landasan awal bagi DPRD Jakarta guna melakukan tindakan.
Bisa dikatakan itu aspirasi yang berkembang meski soal petisi bisa saja ditanda tangani oleh mereka yang bukan warga Jakarta. Sekali lagi, itu wajar terjadi didalam negara demokrasi. Namun kita sebaiknya berani objektif, bahwa kepemimpinan Anies terutama prestasi yang diraihnya melebihi prestasi Ahok.
Menariknya lagi, Anies telah lama ditinggal wakilnya sehingga semua dia lakukan tanpa Wagub. Sungguh prestasi yang luar biasa, patut diapresiasi bukan dicopot.
Pencapaian Anies selama ini sudah diluar prediksi. Mulai dari soal reklamasi hingga prestasi Jakarta saat ini selevel dengan Paris. Prestasi demi prestasinya sangat jarang diekspose media, maklum ia melawan bohir politik yang umumnya juga berinvestasi di media-media nasional.
Sementara kebijakan Anies lebih condong kepada rakyat ketimbang mereka. Sejak penutupan reklamasi Pantai utara Jakarta, sesungguhnya Anies telah mengusik bohir-bohir, kaum kapitalis.
Niat Anies menjual saham BIR juga mendapat tantangan luar biasa. Maklum, akan banyak kepentingan mafia yang terganggu. Politik di Indonesia, bila mau menjadi kacung bohir akan sukses, tidak akan mampu Digoyang bahkan ketika korupsi mendapat fasilitas negara. Wajah anda akan sering muncul di TV dan digambarkan sebagai penyelamat negara.
Anies yang tak mampu kompromi dengan bohir akan terus Digoyang, akan ada pihak yang tidak senang dengan prestasi-prestasinya. Anies dianggap 'bencana' besar bila pada tahun 2024 berkuasa sebagai Presiden RI.
Meski prestasi melebihi Ahok, Anies tetap dijadikan musuh oleh mereka yang alergi kemajuan Jakarta. Salah satunya ketika soal banjir. Pada saat Anies berkuasa hanya 1.600 orang yang mengungsi, pada waktu Ahok yang bertugas sampai 200 ribu lebih orang yang harus mengungsi. Anies tidak menyalahkan Ahok yang memberi saran karena yang dialami memang lebih parah.
Penurunan angka pengungsi membuktikan antisipasi dan penanganan banjir era Anies lebih baik ketimbang Ahok. Namun tetap saja para pembenci Anies menutup mata, mereka ingin Anies dicopot. Alasan mereka tak jelas, semoga saja mereka tidak ditunggangi bohir-bohir politik.
Anies memang menawan sehingga harus dilawan, demikian kira-kira yang ada dalam benak bohir. Semoga media cetak, elektronik, dan online tidak ditunggangi bohir sehingga pemberitaan seimbang.