Kritik nyaring yang disampaikan Amien Rais dalam sebuah forum yang digagas Ratna Sarumpaet sebenarnya biasa saja. Bahkan kritik tersebut bermanfaat bagi Joko Widodo sebagai seorang Presiden, hanya saja bawahannya yang tak paham dengan visi dan misi pemerintahannya. Joko Widodo selalu mengatakan kerja, kerja dan kerja bukan merespon kritik dengan ancaman.
Dalam hal ini tampak bahwa Luhut Binsar Pandjaitan maupun PSI (Partai Solidaritas Indonesia) tak paham makna revolusi mental yang selama ini menjadi jargon Joko Widodo. Respon mereka sangat tidak sejalan dengan jargon Joko Widodo bahkan terkesan cari muka pada Joko Widodo, sungguh kasihan.
Kalau kita teliti tanpa tendesius memperhatikan kritik Amien Rais adalah sebuah peringatan sekaligus nasehat kepada pemerintah. Tujuannya jelas untuk kebaikan, pemerintah diharapkan tidak melalukan apa yang dikritisi Amien Rais. Itulah mengapa pentingnya opisisi dalam sebuah negara demokrasi.
Bila kritik Amien Rais tidak terbukti dengan sendirinya elektabilitas Joko Widodo akan semakin baik menjelang pilpres 2019. Bahkan kritik Amien Rais dapat dikatakan sebagai cara Amien Rais meningkatkan elektabilitas Joko Widodo. Harapannya menjadikan Zulkifli Hasan menjadi cawapresnya Joko Widodo.
Publik bahkan para pendukung Joko Widodo sepertinya tidak paham dengan sandiwara politik yang sedang dimainkan Joko Widodo dan Amien Rais. Padahal Amien memang gemar melakukan sandiwara politik seperti yang dilakukan saat SBY menjadi Presiden.
Pada saat SBY menjadi Presiden, Amien kerap kali melakukan kritik pedas nan menghujam namun disaat yang sama partainya sangat mesra dengan partai demokrat. Amien sukses membesarkan kadernya walaupun ia kemudian dihujat oleh pendukung SBY habis-habisan. Kini Amien melakukan langkah yang sama pada Joko Widodo.
Lihatlah bagaimana Joko Widodo merespon ucapan Amien Rais, Joko Widodo menganggap biasa saja. Itu artinya kedua sudah saling paham, sudah mengerti dengan naskah masing-masing, serta peran diatas panggung. Penonton seperti PSI maupun LBP yang tidak tahu skenario bereaksi berlebihan.
Para aktivis oposisi sekalipun tampak nyaman dengan Amien Rais, dan puncaknya pertemuan Joko Widodo dan Amien Rais akan terjadi. Dalam sebuah drama kelas tinggi, dengan para pemain senior dan pemegang kekuasaan, para penonton memang sering merespon penuh agitasi bahkan bisa berujung anarkis.
Joko Widodo dan Amien Rais sejauh sudah sukses memainkan drama politik tersebut. Tugas Amien Rais memantau dan duduk bersama para aktivis yang kontra pemerintahan sudah berjalan. Dukungan kepada Amien mengalir bukan hanya dari internal PAN semata. Sementara Joko Widodo tinggal membuktikan ucapan Amien Rais salah besar sehingga elektabilitasnya terus naik.
Harusnya para penonton dapat belajar dari perangai Amien Rais ketika mengkritisi SBY. Harusnya penonton juga belajar dari cara Joko Widodo menghalau kritik terhadapnya selama 4 tahun belakangan ini. Mengapa ketika Amien Rais yang mengkritisi santai saja namun ketika Sri Bintang Pamungkas, Ratna Sarumpaet dan tokoh lain malah ditangkap.
Perlakuan berbeda dan cara menghalau kritik yang berbeda pula seharusnya menyadarkan kita semua. Kita jangan terbawa polemik yang akan mengecoh kita semua. Bukan hanya Ahmad Albar yang mengatakan dunia ini panggung sandiwara, Allah Azza Wa Jalla mengingatkan kita dalam surat Muhammad (36) bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau.