[caption id="attachment_163979" align="alignnone" width="360" caption="Penembak Misterius"][/caption] Saat ORBA masih kokoh berdiri, penembakan misterius menjadi obat mujarab untuk membungkam kejahatan pada era 1980an. Semua residivis ataupun preman dibuat ketakutan, aroma kematian menghantui orang-orang yang dicap kriminil. Terkadang penulis mengharapkan keadaan seperti itu akan terulang kembali, dikarenakan semakin besarnya tindak pidana yang dilakukan oleh para "penjahat" entah itu "penjahat berdasi" maupun "penjahat tidak berdasi". Jika era ORBA penembakan misterius (disingkat petrus) ditujukan kepada residivis "penjahat tdk berdasi", ada baiknya di era reformasi ini penembakan misterius diharapkan bisa ditujukan kepada "penjahat berdasi" juga. Penulis tidak ingin menggunakan kata "preman", karena penulis beranggapan tidak semua "preman" itu penjahat yang melanggar hukum atau dengan kata lain sudah membawa dampak kerugian dan ketakutan bagi masyarakat. Sekali lagi saya tegaskan, pemikiran ini ditujukan hanya kepada "penjahat berdasi dan penjahat tidak berdasi" yang memang sudah melanggar hukum tapi hukum itu sendiri tidak berjalan sebagaimana mestinya maka penembakan misterius harus digalakkan kembali. Eksekutor nya pun harus memenuhi standar khusus, diberikan pelatihan teknik maupun non teknik, moralitas yang tinggi. Akhir kata, ini hanya sekedar upaya penegakkan hukum dari seorang anak bangsa yang peduli dengan ketentraman dan keadilan. Negara harus menjamin rasa ketentraman dan keadilan bagi warga negaranya, tindakan tersebut (petrus) memang merupakan solusi yang ekstrim yang kiranya mungkin bisa digunakan untuk kearah yang lebih baik. Damai Indonesiaku, wassalam...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H