Lihat ke Halaman Asli

Dommamo RZ. Barutu

Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Jember

Etika dalam Persaingan Ekonomi Global: Bagaimana Membangun Kerjasama yang Adil di Antara Negara-Negara

Diperbarui: 27 Maret 2023   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Globalisasi ekonomi telah mengubah lanskap perdagangan dunia, membuka peluang dan tantangan baru bagi negara-negara di seluruh dunia. Namun, persaingan ekonomi yang semakin sengit dan kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh beberapa negara telah menimbulkan ketidakadilan dan konflik di antara mereka. Oleh karena itu, penting bagi negara-negara untuk membangun kerjasama yang adil dan memperkuat etika dalam persaingan ekonomi global.

Pada tahun 2021, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengeluarkan laporan yang menunjukkan peningkatan ketimpangan perdagangan dunia selama pandemi COVID-19. Meskipun perdagangan global menunjukkan peningkatan pada kuartal pertama tahun 2021, ketimpangan perdagangan antara negara-negara tetap tinggi. Ketimpangan ini terutama disebabkan oleh kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh beberapa negara, seperti pengenaan tarif impor yang tinggi dan pembatasan ekspor untuk produk-produk tertentu.

Selain itu, ketidakadilan dalam persaingan ekonomi global juga disebabkan oleh praktik-praktik tidak etis yang dilakukan oleh beberapa perusahaan multinasional. Beberapa perusahaan telah terbukti melakukan eksploitasi tenaga kerja, pelanggaran hak asasi manusia, dan pencemaran lingkungan di negara-negara berkembang, demi memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Untuk mengatasi masalah ini, negara-negara harus membangun kerjasama yang adil dan saling menguntungkan di antara mereka. Salah satu contoh kerjasama yang adil adalah kerjasama yang dilakukan oleh negara-negara ASEAN dalam rangka meningkatkan perdagangan dan investasi antara mereka. ASEAN menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) pada tahun 2020, yang merupakan perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia, melibatkan sepuluh negara ASEAN, China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

Selain itu, perusahaan multinasional juga harus bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Banyak perusahaan telah mengadopsi praktik-praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan, pengurangan limbah, dan meningkatkan kondisi kerja bagi karyawan mereka. Sebagai contoh, perusahaan teknologi Apple telah berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2030 dan meningkatkan kondisi kerja di pabrik mereka di China.

Kesimpulannya, etika dalam persaingan ekonomi global sangat penting untuk memastikan keadilan dan saling menguntungkan di antara negara-negara. Negara-negara harus membangun kerjasama yang adil dan saling menguntungkan di antara mereka

dan memperkuat regulasi internasional yang dapat mengendalikan kebijakan proteksionis dan praktik-praktik tidak etis oleh perusahaan multinasional. Selain itu, penting bagi negara-negara untuk memperkuat transparansi dalam perdagangan dan investasi, sehingga setiap negara dapat memperoleh keuntungan yang adil dari perdagangan internasional.

Pemerintah juga harus mendorong perusahaan untuk bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan melalui regulasi dan insentif yang tepat. Sebagai konsumen, kita juga harus memilih produk dan layanan dari perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.

Dalam era globalisasi ekonomi yang semakin maju, penting untuk memastikan bahwa persaingan ekonomi yang adil dan etis di antara negara-negara dapat terwujud. Kerjasama yang adil dan bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan adalah kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan memperkuat etika dalam persaingan ekonomi global, kita dapat membangun dunia yang lebih adil dan berkelanjutan bagi semua orang.

Referensi:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline