Lihat ke Halaman Asli

Estafet Kepemimpinan

Diperbarui: 4 Agustus 2024   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keterlibatan masyarakat menaruh perhatian pada isu-isu politik terutama berkaitan dengan persiapan pilpres 2024 patut diapresiasi. Di negara dengan sistem demokrasi ini, kita diharapkan mampu menentukan pilihan secara objektif, tidak didasari oleh kepentingan partai, golongan, beberapa keluarga tertentu, melainkan hasil dari penilaian kritis bahwa calon yang dipilih berpengalaman, berintegritas dan mampu menyelesaikan masalah-masalah serius negara seperti korupsi, kemiskinan, tengkes, bencana alam dan seterusnya.

            Selain dapat menerapkan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi bangsa, para kandidat diharapkan mampu melanjutkan tongkat estafet dari pemimpin sebelumnya. Hal ini sangat penting supaya pembangunan terus berkelanjutan. Program dan proyek yang berguna dari pemerintah saat ini berkelanjutan di tangan pemimpin berikutnya. Akan tetapi, masyarakat harus kritis menentang unsur nepotisme antara pendahulu dengan calon terusung. Sebab, hal tersebut tidak menjadi kriteria yang menjamin bahwa calon pasangan tersebut mampu melanjutkan program dan proyek yang baik.

            Pentingnya keberlanjutan program pembangunan pemerintah diangkat oleh bapak Bambang Susetyo dalam sidang promosi doktoralnya di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, Bandung, Sabtu (28/1/2023) dalam paparan disertasinya yang bertajuk "Peranan dan Bentuk Hukum PPHN (Pokok-pokok Haluan Negara) sebagai Payung Hukum Pelaksanaan Pembangunan Berkesinambungan dalam Menghadapi Revolusi Industri 5.0 dan Indonesia Emas" (Kompas, 29/1/2023).

Dari artikel yang berjudul "PPHN Menjaga Arah Pembangunan" itu juga, Kompas mencantumkan tanggapan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly. Beliau menilai PPHN penting karena arah pembangunan di Indonesia, khususnya di tingkat daerah, kerap berubah-ubah sesuai kepentingan pemimpin yang menjabat. Berdasarkan pengalaman 'dirugikan' oleh kepentingan personal di masa lalu, masyarakat dituntut untuk menilai secara kritis para capres dan cawapres terusung. Pasangan manakah yang mampu menyelesaikan masalah-masalah serius bangsa saat ini dan bisa melanjutkan kepempimpinan pendahulu?

            Semoga kita dapat menyaring setiap informasi yang beredar di media sosial tentang para calon pemimpin masyarakat. Kepada merekalah kita memberi kepercayaan menahkodai negara. Apakah kita akan tertipu pada bualan atau menuai hasil kebijakan yang matang? Rakyat yang menentukan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline