Lihat ke Halaman Asli

Kebebasan yang Bertanggung Jawab

Diperbarui: 12 Juni 2024   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berkat kemajuan dalam bidang pendidikan, hampir semua orang mendapat kemudahan menempuh mendidikan tinggi. Lebih diuntungkan lagi mereka yang cerdas secara akademik. Mereka berpeluang mendapatkan beasiswa dari lembaga-lembaga pendidikan yang menyediakan bantuan finansial bagi peserta didik dari keluarga berpendapatan menengah ke bawah. Kita patut bersyukur atas semua itu dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Berkat kemudahan akses pendidikan, tidak sedikit masyarakat di sekitar kita bergelar pendidikan tinggi. Bahkan, tidak jarang dari mereka yang berlapis gelar. Predikat akademik yang sah secara administratif itu memudahkan mereka melamar pekerjaan. Apalagi bila gelar pendidikan yang mereka miliki sedang dibutuhkan oleh dunia kerja. Tentu saja, mereka mudah diterima di dunia kerja.

Berdasarkan pengamatan pribadi, ada orang-orang yang mengira perolehan gelar akademik dan jaminan hidup secara finansial menjadi akhir dari kewajiban bertanggung jawab. Kita dapat mengamati hal ini di lingkungan pendidikan. Di balik prestasi sekolah yang didapatkan dari kerja keras para guru dan siswa berbakat, ada guru yang kurang intens mengajar.

Setelah dipastikan mendapat gaji dan tunjangan setiap bulan, mereka bisa tergoda untuk tidak melaksanakan tugas mengajar sebagaimana mestinya. Mereka menyuruh anak-anak mengerjakan tugas sebanyak-banyaknya untuk menghabiskan waktu saja. Celakanya, meskipun cara itu merugikan, para siswa biasanya merasa senang dengan metode semacam itu. Horee.. bapak/ ibu guru tidak masuk hari ini. Tetapi, bagaimana dengan hasilnya?

Ketika masih berada di bangku sekolah menengah, ada guru-guru yang tidak mempersiapkan bahan ajar. Beliau hanya menitipkan tugas untuk kami kerjakan. Kami tidak tahu bagaimana dan untuk apa materi itu ditugaskan kepada kami. Guru tidak memberi pemahaman. Tapi, kami senang karena merasa bebas tanpa beliau. Kami tidak berpikir kalau metode itu tidak membekali kami apa-apa.

Sekolah-sekolah yang dilengkapi dengan CCTV membantu atasan memantau setiap kelas atau ruangan untuk memastikan kegiatan belajar berjalan lancar. Tetapi, di sekolah atau lembaga-lembaga tertentu yang masih belum memilikinya rentan tertipu oleh pegawai yang tidak bertanggung jawab.

Semoga para guru benar-benar peduli pada kemajuan akademik murid. Sebab, ilmu yang mereka dapatkan tidak hanya berguna bagi diri sendiri melainkan bagi masyarakat dimana mereka mengabdi kelak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline