Lihat ke Halaman Asli

Hidup yang Tekun

Diperbarui: 11 Juni 2024   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bacaan dari Legio Mariea edisi 2021, hlm 16, no. 5.

Para legioner terkasih, kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan pada tahun-tahun belakangan ini terjadi dengan sangat pesat. Kita bisa memperhatikan pembangunan infrastruktur seperti gedung lembaga pendidikan, perusahaan, keagamaan dan seterusnya. Kita juga menjadi pengguna alat-alat transportasi dan sarana prasarana yang menyertainya. Tak terkecuali inovasi atau penemuan baru variasi gadget. Dengannya kita dimudahkan mengakses informasi dan berkomunikasi secara virtual.

Secara umum, kemajuan peradaban umat manusia menawarkan berbagai kemudahan pada kita untuk mencapai atau memperoleh hal-hal yang kita inginkan. Anak-anak zaman sekarang lebih mudah mengakses pendidikan formal daripada generasi terdahulu. Anak muda zaman now dapat memilih tempat menempuh pendidikan yang cocok bagi mereka.

Kemudahan tentu saja bukan hanya dalam hal menemukan ketersediaan lembaga pendidikan, melainkan juga ketika mengakses bahan-bahan pelajaran yang dapat diperoleh sendiri dari internet. Bisa pula dicari di perpustakaan atau toko buku terdekat.

Sebenarnya, kita berharap, dengan tersedianya fasilitas yang memudahkan aksesibilitas, para pelajar lebih menguasai bidangnya masing-masing daripada generasi zaman dulu. Akan tetapi, masih banyak yang tidak memanfaatkan fasilitas dan kemudahan yang ada dengan baik. Akibatnya, ada yang merasa tidak sanggup menyelesaikan kewajiban-kewajiban akademik mereka.

Bacaan yang kita dengarkan kurang lebih selaras dengan para pelajar yang tidak memanfaatkan kesempatan dengan baik. Istilah yang dimunculkan dalam buku bacaan ialah 'tidak panen'. Setelah dibekali atau melalui tahap selama bertahun-tahun, hasilnya nihil. Tentu saja tidak ada yang dipanen karena tidak berbuah.

Selain tidak mendapat apa-apa, banyak juga yang berhenti di pertengahan. Ada berbagai alasan yang membuat seseorang berhenti di tengah tahap pendidikan. Tetapi dalam hal pelayanan, kita diajak untuk tidak berhenti di tengah jalan. Hal tersebut diatasi dengan bertekun dalam pengharapan. Pengharapan yang aktif mencari, mengolah, membenahi diri. Bukan pasif - menunggu saja. Ada banyak situasi yang tidak mudah untuk dihadapi. Tetapi, sebagai orang beriman, kita percaya pada Tuhan yang meminta supaya kita tetap tekun. Karena ketekunan sampai akhir membawa kita pada kemenangan.

Sangat menarik untuk direnungkan kata-kata yang tertuang dalam bacaan yang mengatakan "Legio tidak menuntut harta benda atau pengaruh dari para anggotanya, tetapi iman yang kokoh, bukan bakat yang istimewa tetapi cinta yang tak terpadamkan, kerendahan hati kalau sukses tetapi tidak menggantungkan diri pada sukses".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline