Lihat ke Halaman Asli

Nama dan Asal Legio Maria (Alokusio)

Diperbarui: 27 April 2024   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rapat Presidium Legio Maria Bunda Hati Kudus, Paroki Santo Ignatius Loyola, Semplak (Dok. pribadi)

Kurang lebih seratus dua tahun yang lalu, tepatnya pada 7 September 1921, Legio Maria mulai berdiri sebagai organisasi rohani dalam Gereja Katolik. Awal berdirinya merupakan spontanitas dari umat Allah yang mau menghayati kekudusan seturut teladan Bunda Maria. Organisasi yang besar dan telah menyebar luas ke berbagai penjuru dunia ini awalnya sangat sederhana.

Dalam Bacaan yang telah kita dengarkan, tadi dikisahkan bahwa tidak ada pemikiran sebelumnya mengenai peraturan dan pelaksanaannya. Sebuah usul untuk berkumpul pada suatu petang tiba-tiba muncul. Sekelompok kecil orang datang tanpa menyadari bahwa mereka akan menjadi alat penyelenggaraan ilahi yang penuh kasih bagi umat Katolik.  Ternyata dari kesederhanaan dan niat yang baik diberkati oleh Yang Mahakuasa. Sehingga Legio pun menyebar ke seluruh dunia dan berkarya hingga saat ini.

Kita yang berkumpul pada rapat, diajak menjadi alat Tuhan melalui hal-hal sederhana. Apabila niat baik yang sederhana itu diwujudkan, Tuhan pasti melihat dan memberkatinya. Oleh karena itu, kita perlu selalu peka terhadap orang-orang dan lingkungan sekitar. Pertanyaan refleksi adalah apa hal baik yang dapat kita mulai?

Mungkin kita tidak menyadari saat Tuhan memilih kita menjadi alat-Nya. Seperti kisah nabi Yunus yang dalam Kitab Perjanjian Lama. Kelihatannya, dia tidak siap, ada rasa kurang mampu, tidak layak, tidak pandai berkata-kata dan lain sebagainya. Tetapi, Tuhan mau memilih dia. Tuhan sendiri tidak meragukan kemampuan Yunus. Tuhan yakin bahwa Yunus dapat melakukan apa yang diperintahkan-Nya.  Bukan karena dia itu orang hebat atau suci, melainkan karena Tuhanlah yang berkarya dalam dirinya.

Kita yang terlibat menjadi bagian dari Legio dipanggil untuk belajar dari pengalaman nabi Yunus. Pesan bagi kita adalah jangan menghindari perutusan dan kebersamaan dalam komunitas. Mari belajar dari Bunda Maria yang mengatakan "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu" (Luk 1:38).

Ave Maria.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline