Lihat ke Halaman Asli

Upaya Melestarikan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi

Diperbarui: 14 Maret 2023   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Terlepas dari kenyataan bahwa Indonesia berbicara bahasa Sunda, Jawa, dan lainnya, bahasa Indonesia adalah bahasa resmi bangsa. Namun, bahasa Indonesia adalah bahasa utama bangsa. Oleh karena itu, untuk membangun bangsa yang kita cintai, warga negara Indonesia harus berbicara secara benar dan efektif. Untuk menghindari kerancuan yang disebabkan oleh bahasa asing, setiap warga negara Indonesia perlu melakukan pembinaan, khususnya di era globalisasi saat ini agar tidak terpengaruh oleh pengaruh dan budaya yang jelas-jelas tidak ada kaitannya dengan bahasa Indonesia.

Pengaruh luar sangat signifikan dan mungkin terjadi pada era globalisasi saat ini. Tujuan utama mengembangkan bahasa Indonesia adalah menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia guna menumbuhkan sikap positif yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan bahasa Indonesia daripada bahasa lain dan bersedia membatasi pengaruh asing yang berlebihan.

Saat ini, banyak budaya kita perlahan tapi pasti menghilang. Ini sangat berkaitan dengan pengenalan budaya baru ke dalam budaya kita sendiri. Bagaimana cara terbaik kita melestarikan, melindungi, dan mewariskan bahasa Indonesia adalah masalah terpenting yang perlu kita tangani.

Kemampuan bahasa Indonesia untuk menegaskan diri di tengah hubungan internasional yang sangat kompleks merupakan tantangan di era globalisasi. Orang Indonesia perlu merencanakan semuanya sendiri. Masalah identitas sebagaimana diungkapkan oleh identitas nasional merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan.

 Bahasa Indonesia dapat dipelajari dengan cepat oleh siapa saja dari luar negeri. Namun, meskipun sederhana, bahasa Indonesia tetap memegang peranan penting dalam hubungan masyarakat Indonesia dengan negara lain dan dalam kehidupan sehari-hari.

menurunnya kebanggaan pemuda Indonesia akan kemampuannya berkomunikasi secara efektif. Sementara itu, mereka sudah terbiasa dengan bahasa pergaulan yang sering digunakan, ragam bahasa anak muda memiliki kualitas yang luar biasa, pendek, luwes dan imajinatif. Kata-kata yang digunakan biasanya pendek, dan kata-kata panjang terkadang disingkat morfologi atau diganti dengan yang lebih pendek, seperti kalimat "memang memang", yang banyak digunakan dalam satu kalimat. Kalimat pendek dan belum selesai sering ditemukan karena maraknya penggunaan bentuk elips untuk pemendekan kalimat.

Karena menggunakan struktur yang pendek, maknanya lebih cepat tersampaikan, yang seringkali menyulitkan pendengar yang bukan penduduk asli Indonesia untuk memahaminya. Ada perbedaan pengucapan sebagai hasilnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline