Lihat ke Halaman Asli

Relakah Pasangan Megawati Jokowi Presiden, Pasti Menang!

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat sepak terjang partai PDIP dan pimpinannya Megawati saat ini yang menunda-nunda penetapan pencalonan presiden, saya mulai mencium bau anyir dan ambisus emak Megawati, yang akan maju menjadi peresiden, dan Jokowi akan di comot di  jadikan wakilnya. Itu prediksi saya yang selama ini mengikuti gelora perkembangan kasak kusuk partai PDIP yang lagi panen suara karena ketenaran Jokowi.

Kalau saja hal itu sampe menjadi kenyataan, dan Megawati mencalonkan diri menjadi peresiden, akan ada tiga kubu yang terpecah, yang sebelumnya menjagokan Jokowi menjadi presiden.

Kubu pertama yakni rakyat yang menjagokan Jokowi menjadi presiden, Ketika menghadapi kenyataan hanay di jadikan wakil oleh emak Megawati, maka mereka akan kecewa berat dan memilih GOLPUT, yakni golongan rakyat yang jumlahnya semakin meningkat dari tahun ketahun melakukan GOLPUT ini.

Kelompok ke dua, mereka yang menjagokan Jokowi dan juga kecewa dengan pencalonan Emak Megawati, mereka akan beralih memilih Prabowo, JK. Di mana mereka berharap,  daripada negri ini di pimpin oleh presiden yang mbulet, atau  hanya membuletkan badan saja, mereka lebih baik memilih Prabowo, Jk. Mereka berpikirParbowo JK. , jelas-jelas tegas dan kemungkinan besarnya, mereka berpikir paling jeleknya negri ini akan kembali ke Soeharto jilid dua, tapi minimalnya di zaman Soeharto masyarakat tidak menjadi susah dan di hargai di  mata dunia, juga lebih baik kondisinya daripada di pimpin oleh emak Megawati nantinya.

Kelompok ketiga, ini yang paling berbahaya yang akan berpengaruh terhadap susara pemilihan apabila Megawati mencalonkan jadi presiden dan menjagokan Jokowi sebagai wakilnya. Tentu kita tau rating tertinggi pertelivisian di Indonesia di rajai oleh acara-acara yang di gemari oleh masyarkat golongan C, D, seperti YKS, INBOX, Dahsyta dan semacamnya.

Padahal acara semacam itu,  kalau di luar negri sudah di bredel dan di larang tayang, karena bersifat pembodohan masyarakat. Tapi lagi-lagi para pengusaha pertelevisain tak kuasa menolak permintaan pasar yang jumlahnya membludak dan menguntungkan mereka, karena masyarakat bodoh di Indonesia jumlahnya masih sangat luar biasa.

Dari kenyatan di atas, kejadiannya akan menjadi tak berbeda ketika Megawati mencalonkan diri menjadi presiden, masyarakat golongan C,D ini, akan tetap beramai-ramai memilih Megawati, karena ada nama yang dia kenal di sebelahnya, yang menjadi gula-gula mereka, yakni Jokowi sebagai wakilnya. Dan kenyataan itu akan sulit di hindari karena berapa persen rakyat yang ada di golongan ke tiga ini, yang melek komputer dan mau membaca seperti para kompasianer di sini.

Dari perkiraan di atas, maka kemungkinan besa yang akan terjadi, kubu megawati-Jokowi akan memenangkan suara di PEMILU mendatang. Sedangkan kemungkinan buruk yang akan terjadi untuk perkembangan negri ini, kalau  Megawati sampai menang menjadi presiden, makan negri ini akan peismis sekali bisa terselatakan dari keadaaanya yang sudah sekarat.

Sementara Jokowi ketika berada di bawah ketiak Megawati, dia akan menjadi tumpul dan tak lagi menarik, Kerena sifat Jokowi yang penuh hormat dan tunduk terhadap pemimpin partainya, tak mungkin Jokowi berani melawan segala kebijakan yang di buat oleh Megawati, yang kemungkian besar di tunggangi oleh anggota partainya, yang sudah sekian lama loyal dan berjuang untuknya dan tentu minta jatah proyek abal-abal, karena tak ada makan siang yang gratis.

Dari perdiksi di atas tadi, untuk menghadapi kenyataan negri ini menjadi hancur lebur tak tersisa lagi, dari segala keporak porandaan tatanan pemerintahan. Dari korupsi yang meraja lela di mana-mana, Pasilitas umum dan pemerintahan juga pendidikan, pertanian sudah semakin mengenaskan dan amburadul.

Untuk itu, sebaiknya rakyat yang cukup cerdas,  dan akan menjagokan Jokowi, seperti para  Kompasianer di sini, segera menggalang kekuatan untuk memaksa partai PDIP, segera mencalonkan Jokowi  menjadi presiden seperti dulu rakyat memaksa Soekarno menjadi presiden. Karena keadaan negara kita pada masa  Sokarno, dan sekarang tak ada bedanya. Yakni negara sedang terancan dan sekarat, dan membutuhkan suntikan pemimpin yang segar dan bersih dari korupsi. Dan yang perlu di ketahui lagi, negri ini bukan milik keluarga Soekarno, SBY dan lainnya, para pemimpin yang ingin terus menurunkan tahta kepemimipinanya ke keluarga mereka masing-masing

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline