Papua itu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, semua kita tahu. Papua itu masih tertinggal dibanding provinsi di Indonesia Barat, kita tidak bisa menampiknya. Papua itu indah, masih sedikit orang yang menyadarinya. Papua itu jauh di ujung timur, bagaimana kita membuatnya menjadi lebih dekat?
Papua adalah salah satu keajaiban yang ada di bumi Indonesia ini, memiliki eksotisme alam dan budaya yang tidak ada duanya, dilengkapi oleh satu-satunya puncak gunung es yang ada di sepanjang garis katulistiwa. Kita bisa melakukan pencarian di mesin pencari google dengan kata kunci "wisata papua", maka mata kita akan dimanjakan oleh ratusan gambar-gambar indah yang membuat takjub sambil diiringi sebuah tanya, kapan ya bisa ke Papua? Skeptis? Iya.
Pertanyaan skeptis kapan ya bisa ke Papua ini menjadi hal klise yang seolah-olah abadi bagi kita, karena satu permasalahan yang utama: ke Papua itu mahal! Penerbangan dari Jakarta/Cengkareng ke Papua untuk sekali jalan harga normalnya paling murah adalah kisaran 2 juta rupiah per orang. Itu belum termasuk hotel dan biaya lain untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di sana. Coba cek harga paket wisata Raja Ampat. Untuk grup paling murah kisaran 5 juta perorang untuk paket 4 hari 5 malam. Bisa dibayangkan berapa budget yang kita sediakan untuk bepergian ke Papua? Sangat kontras dibanding kita jalan-jalan ke Bali, Aceh, atau bahkan ke Thailand.
Menurut saya, mahalnya akomodasi ke Papua, saat ini masih sulit untuk diantisipasi karena pada kenyataannya jaraknya memang sangat jauh. Tidak mungkin memangkas jarak. Lalu apa yang kita lakukan untuk masa depan Papua? Buatlah paket lengkap sehingga saat orang mengunjungi Papua, ia merasa sepadan dengan biaya yang harus dikeluarkan. Misalnya; buatlah bandara kelas internasional di Jayapura. Sehingga lebih menarik minat wisatawan dari Australia, Selandia Baru, dan juga dari negara Asia lain seperti Hongkong, Jepang.
Nah, tentu tidak hanya mengandalkan pada bandara kelas internasional saja, tetapi juga pemerintah pusat dan daerah harus menggandeng pihak swasta atau konsorsium dengan investor luar untuk lebih membangun Papua. Tapi semua pembangunan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak merusak dan meninggalkan keunikan Papua sebagai daerah eksotis di nusantara.
Membangun Papua melalui wisata mungkin kita bisa berkaca pada negara Afrika Selatan. Walaupun letaknya sangat jauh di ujung paling bawah benua Afrika, tetapi karena betapa pintarnya mereka membuat, mengelola, dan memasarkan, setiap tahun jumlah kunjungan wisatawan asing ke negara Afrika Selatan selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2000 jumlah kunjungan wisman sebesar 6 juta orang. Sementara pada tahun 2015 jumlah kunjungan wisman mencapai 15 juta orang. (sumber: South African Tourism Boards). Wisman yang berasal dari luar benua Afrika paling banyak dari negara Inggris/Britania sejumlah 400 ribu orang, disusul Amerika, Jerman, dan beberapa negara eropa lainnya. (Data tahun 2014). Yang menarik adalah pada tahun itu, jumlah wisman dari Australia menyumbang prosentasi 5% dari total seluruh wisman yang berkunjung ke Afrika Selatan. Bisa dibayangkan, banyak orang Australia yang notabene dekat sekali dengan Papua ternyata rela untuk berkunjung ke benua Afrika yang amat sangat jauh. Dari sini bisa kita simpulkan, asalkan paket wisata yang ditawarkan sangat lengkap maka berapapun biaya yang harus dikeluarkan tidak akan menjadi masalah. Berdasar data BPS Indonesia, jumlah wisman Australia pada tahun 2014 ke Bali sebesar 800 ribu orang. Sementara kunjungan mereka ke Afrika Selatan pada tahun yang sama sejumlah 100 ribu orang.
Sebuah fenomena yang menarik menurut saya.
Apa saja yang perlu dibangun di Papua?
1. Penyempurnaan paket transportasi darat dan udara yang menghubungkan seluruh Papua dengan lebih mudah. Rencana pembangunan jalan tol dan rel kereta di Papua oleh pemerintah sudah sangat bagus. Semoga juga ditambah dengan pemodernan fasilitas bandara-bandara yang ada di sana.
2. Banyaknya aneka ragam flora dan fauna di Papua, bisa dimanfaatkan dengan membuat wisata taman nasional yang sangat profesional dan bertaraf internasional dalam hal pengelolaannya.
3. Fokus dan pengembangan wisata pada keunikan Papua dan eksotisme alam yang ada, yang mana semua itu dikemas secara lebih terpadu.