Lihat ke Halaman Asli

Dola Septiana

Saya seorang Mahasiswi

Membangun Kembali: Strategi Pemulihan Indonesia Pasca-Krisis 1966

Diperbarui: 26 Oktober 2024   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : https://www.canva.com/

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1966 merupakan salah satu periode paling kelam dalam sejarah perekonomian bangsa. Namun, dari puing-puing kehancuran ekonomi tersebut, Indonesia berhasil bangkit melalui serangkaian kebijakan strategis yang kemudian dikenal sebagai era Orde Baru. Pembelajaran dari masa pemulihan ini masih relevan untuk dikaji hingga saat ini.

A. Latar Belakang Krisis

Menurut Wie (2020), krisis ekonomi 1966 ditandai dengan hiperinflasi yang mencapai 650%, defisit anggaran yang tak terkendali, dan hutang luar negeri yang membengkak. Situasi ini diperparah oleh ketidakstabilan politik pada masa akhir Orde Lama yang mengakibatkan kepercayaan investor menurun drastis.

B. Strategi Pemulihan yang Diterapkan

Menurut Basri (2021) mengidentifikasi tiga pilar utama strategi pemulihan ekonomi yang diterapkan:

1. Stabilisasi Moneter

Stabilitas moneter merujuk pada kondisi di mana nilai uang tetap terjaga dan stabil, yang ditandai dengan inflasi yang rendah dan stabil, serta fluktuasi nilai tukar yang minimal. Dalam konteks ini, stabilitas moneter penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap mata uang suatu negara, mendorong investasi, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Berikut stabilitas moneter yang diterapkan:

a). Pengendalian inflasi melalui kebijakan moneter ketat

b). Penyesuaian nilai tukar rupiah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline