Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1966 merupakan salah satu periode paling kelam dalam sejarah perekonomian bangsa. Namun, dari puing-puing kehancuran ekonomi tersebut, Indonesia berhasil bangkit melalui serangkaian kebijakan strategis yang kemudian dikenal sebagai era Orde Baru. Pembelajaran dari masa pemulihan ini masih relevan untuk dikaji hingga saat ini.
A. Latar Belakang Krisis
Menurut Wie (2020), krisis ekonomi 1966 ditandai dengan hiperinflasi yang mencapai 650%, defisit anggaran yang tak terkendali, dan hutang luar negeri yang membengkak. Situasi ini diperparah oleh ketidakstabilan politik pada masa akhir Orde Lama yang mengakibatkan kepercayaan investor menurun drastis.
B. Strategi Pemulihan yang Diterapkan
Menurut Basri (2021) mengidentifikasi tiga pilar utama strategi pemulihan ekonomi yang diterapkan:
1. Stabilisasi Moneter
Stabilitas moneter merujuk pada kondisi di mana nilai uang tetap terjaga dan stabil, yang ditandai dengan inflasi yang rendah dan stabil, serta fluktuasi nilai tukar yang minimal. Dalam konteks ini, stabilitas moneter penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap mata uang suatu negara, mendorong investasi, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Berikut stabilitas moneter yang diterapkan:
a). Pengendalian inflasi melalui kebijakan moneter ketat
b). Penyesuaian nilai tukar rupiah