Saat ini info yang luas berkembang mengenai penemuan 3 siswa SMA N 2 Palangka Raya atas khasiat getah atau akar Bajakah terhadap pengobatan kanker sudah menyebabkan euforia tersendiri bagi sebagian masyarakat.
Akar Bajakah dicari orang dan harganya menjadi melambung sampai mencapai ratusan ribu rupiah perkilogram/batangnya. Padahal penelitian yang dilakukan baru pada binatang atau uji praklinik. Masih memerlukan waktu yang panjang untuk mengetahui komponen apa dari getah Bajakah yang berefek positif pada sel kanker.
Di sisi lain sudah ada "korban" pasien-pasien yang termakan info atas khasiat getah Bajakah ini sehingga menunda jadwal kemoterapi atau operasi. Alasannya menunda karena mau mencoba akar Bajakah ini.
Tentu dari sisi medis penundaan pengobatan memungkinkan kanker terus berkembang. Apalagi info khasiat Bajakah ini menjadi viral atas keberhasilan penemunya mendapat medali emas pada kompetesi internasional World Invention Creativity Olympic (WICO) di Korea. Saya sebagai akademisi dan peneliti mengapresiasi penemuan siswa ini.
Diawali minat yang besar oleh siswa SMA ini ingin meneliti herbal yang diketahui sebelumnya membawa dampak baik untuk kesehatan dan dilakukan penelitian dengan binatang dan ternyata membawa hasil yang positif. Penemuan ini dilombakan secara internasional dan menang. Tentu ini membawa kebanggaan tersendiri buat kita semua.
Bagaimana Selanjutnya?
Penemuan ini harus ditindaklanjuti. FKUI punya pengalaman yang cukup banyak dalam meneliti herbal dan melihat dampak kesehatan pada manusia. Saat ini salah satu tim Human Cancer FKUI yang dipimpin oleh Prof Dr. rer. physiol. dr. Septelia Innawati PhD baru saja mendapat 3 paten seputar terapi kanker payudara. Penelitian dilakukan di laboratoriun Cancer Stem Cells di Departemen Biokimia dan Biologi Molekuker FKUI.
Salah satu patennya melihat kerja senyawa bahan alam Andrografolida yang awalnya bersumber dari daun sambiloto yg dapat meningkatkan apoptosis sel punca kanker payudara melalui penekanan protein survivin (studi in silico dan in vitro). Saat ini mahasiswa S3 Biomedik FKUI akan melakukan uji in vivo dengan Andrografolida. Pengalaman untuk patennya ini saja membutuhkan 4 tahun.
Saya tentu berharap terus dilakukan penelitian untuk melihat kandungan apa yang ada pada getah Bajakah ini, dilakukan isolasi dan setelah ditemukan komponen aktifnya dilakukan penelitian in vitro di tingkat sel dan jika terbukti efektif lanjut kepenelitian in vivo dengan animal.
Setelah penelitian getah Bajakah ini lolos pada uji praklinik ini bisa berlanjut ke uji klinik. Uji Klinik sendiri akan melakukan 4 tahap dimulai dari orang normal sampai dampak obat ini setelah sampai di market.
Butuh waktu dan kalau kita fokus dan memang menghasilkan sesuatu tentu ini akan membawa manfaat untuk penemunya dan bermanfaat untuk orang banyak.
Salam sehat,
Dr. Ari Fahrial Syam
Akademisi dan praktisi klinik