Tanggal 1 Desember 2018 di peringati sebagai hari AIDS sedunia. Penetapan tanggal ini telah berumur 30 tahun. Virus HIV akan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga pasien yang terinfeksi oleh kuman HIV ini akan mengalami berbagai infeksi oportunistik yang bisa mematikan penderitanya.
Saat ini data di Indonesia menyebutkan bahwa penderita HIV/AIDS mencapai hampir 650 ribu penduduk. Jakarta masih dilaporkan terbanyak jumlah HIV di Indonesia.
Menjadi PR kita semua mengingat Jakarta sebagai ibu kota negara mustinya kesadaran masyarakat sudah tinggi agar tidak terhindar dari penyakit HIV AIDS penyakit virus yang bisa dicegah penularannya.
Pada hari AIDS dunia ini, saya diingatkan kembali akan kasus HIV AIDS yang saya diagnosis pertama kali.
Sebagian besar pasien-pasien ini sudah berobat ke dokter, tapi diagnosis HIV belum terpikirkan oleh dokter-dokter sebelumnya.
Umur pasien juga bervariasi. Ada yang baru berumur 25 tahun. Bahkan ada yang berumur 65 tahun.
Profesinya juga macam-macam dari mulai penjaja seks sampai ibu rumah tangga. Jadi boleh dibilang bahwa HIV, dapat diderita oleh siapa saja dan dari semua kalangan.
Sebagian besar pasien datang dengan diare kronis, diare yang sudah berlangsung lebih dari 2 minggu. Sebagian besar pasien datang dengan berat badan turun.
Faktor risiko menjadi tidak jelas ketika pasien bukan pengguna narkoba jarum suntik, bukan pelaku seks bebas baik dengan lawan jenis maupun sejenis.
Gejala-gejala pertama yang muncul bisa macam2-maca ada juga pasien yang terdiagnosis setelah tindakan endoskopi ditemukan jamur pada kerongkongannya (esofagus).
Lidah yang putih akibat jamur disertai berat badan turun juga perlu diduga disebabkan oleh virus HIV.