Lihat ke Halaman Asli

Dr.Ari F Syam

TERVERIFIKASI

Akademisi, Praktisi Klinis,

Antisipasi Sakit karena Mengonsumsi Kue Lebaran dan Masakan Bersantan

Diperbarui: 3 Juli 2016   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: wartasolo.com

Berbagai penyakit kronik umumnya cenderung akan mengalami kekambuhan setelah Lebaran. Sebagai mana diketahui budaya Lebaran adalah budaya silahturahmi berkunjung kerumah sanak keluarga dan kerabat. Selama berkunjung ini biasanya mengomsumsi berbagai makanan dan minuman yang dihidangkan. Ada rasa tidak enak jika kita tidak mencicipi makanan yang disediakan. Makanan dan minuman yang disediakan ini biasanya akan lebih banyak dan bervariasi. Umumnya makanan dan minuman tersebut tinggi lemak, manis dan asin.

Kue-kue manis mengandung kalori tinggi. Kue yang banyak mengandung coklat dan keju pun mendominasi penganan Lebaran. Keik biasanya dibuat dengan kuning telur yang banyak yang banyak mengandung kolesterol tinggi. Hidangan makan juga banyak yang mengandung santan. Dan sekali lagi, makanan yang bersantan juga mengandung lemak. Apalagi jika makanan tersebut dimasak berulang-ulang sehingga lemak jenuhnya semakin tinggi dan ini sudah pasti tidak baik untuk kesehatan.

Berbagai minuman kaleng yang bersoda juga disediakan selama Lebaran. Tentunya makanan-minuman ini jika dikonsumsi oleh seseorang yang sudah mempunyai penyakit kronik akan menyebabkan penyakitnya mengalami kekambuhan. Pasien dengan penyakit kencing manis akan cenderung gula darahnya menjadi tidak terkontrol.

Pasien dengan penyakit darah tinggi tekanan darahnya menjadi tidak terkontrol. Pasien dengan hiperkolesterol atau asam urat tinggi maka keadaan kolesterol dan asam urat tingginya menjadi bertambah parah.

Kalau pasien yang sudah obesitas dan jika saat berpuasa sudah mengalami penurunan berat badan sehabis Lebaran, maka ketika hari raya tiba, mereka cenderung berat badannya kembali seperti sebelum puasa. Dan jika makannya tidak terkontrol selama lebaran bahkan berat badannya akan melonjak.

Oleh karena itu pada minggu-minggu pertama setelah Lebaran, pasien-pasien yang datang ke unit gawat darurat RS biasanya mengeluh menderita diare serta berbagai penyakit kronis yang diakibatkan karena kambuhnya hipertensi. Kondisi ini biasanya tidak terkontrol, bahkan sampai stroke atau serangan jantung. Gula darahnya juga tidak terkontrol.

Antisipasi dengan berbagai penyakit pasca lebaran merupakan hal yang penting. Kita harus selalu ingat bahwa rangkaian Hari Raya Lebaran dengan berbagai aktivitas akan membawa dampak yang kurang baik bagi kesehatan. Begitu juga proses mudik dan balik dari mudik merupakan rangkaian perjalanan yang melelahkan, sehingga tentunya masyarakat harus waspada dan tetap melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit pasca Lebaran. Istirahatlah cukup dan beri waktu untuk beristirahat 1 hari sebelum melaksanakan kerja rutin.

Tetap batasi mengonsumsi makan yang terlalu asin atau terlalu manis. Banyak minum. Apalagi dengan kondisi kemarau saat ini, baik jika Anda mengurangi minuman yang dingin dan goreng-gorengan yang akan membuat saluran pernafasan kita iritasi. Sehingga pada saat harus beraktivitas kembali pasca lebaran, kita akan tetap berada dalam keadaan sehat walafiat.

Penganan ringan hidangan lebaran. Dokpri.

Ada 8 tips sehat mengantisipasi penyakit pasca Lebaran, yaitu:

  • Perhatikan makan dan minum terutama kualitas makanan dan minuman tersebut.
  • Perhatikan jumlah kalori dari makanan atau minum tersebut, camilan sekecil apapun kalau manis pasti mengandung kalori.
  • Usahakan hanya mengkonsumsi 1 macam lauk saja. Jika merasa camilan (kue Lebaran) dikonsumsi lebih banyak, selanjutnya kurangi porsi nasi saat makan besar.
  • Hindari camilan yang mengandung cokelat, keju dan yang sekiranya mengandung lemak. Lemak mempunyai kalori yang lebih besar 2 kali lebih dari karbohidrat.
  • Banyak minum lebih dari 2 liter per hari.
  • Banyak mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran (diusahakan 5 servings/porsi saat makan pagi,siang dan malam dan disela-sela makan tersebut).
  • Tetap melakukan aktivitas olah raga atau bergerak. Jika rumah kerabat terbilang dekat, silahturahmi dapat dilakukan dengan berjalan kaki ke rumah kerabat.
  • Usahakan tidur minimal 6 jam.

Salam sehat,

Dr. Ari Fahrial Syam
Praktisi klinis dan pengamat kesehatan.
@dokterari.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline