Lihat ke Halaman Asli

Bolehkah Penderita Diabetes Berpuasa?

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13733244471102075353

[caption id="attachment_273574" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Bolehkah penderita diabetes (Diabetesi) berpuasa? Sebenarnya ada bentuk lain dari diabetes, namun karena angka kejadian diabetes mellitus yang begitu tinggi di berbagai belahan dunia, maka ketika seseorang hanya menyebut "diabetes" saja biasanya itu yang dimaksud adalah "diabetes mellitus". Di Indonesia saja, pada tahun 2006, tercatat angka 14 juta penderita diabetes. Pada diabetesi, tantangan utama mereka adalah tercapainya kendali gula darah yang optimal. Ada risiko yang dihadapi oleh penderita diabetes ketika menjalankan ibadah puasa, diantaranya adalah perburukan kendali gula darah, risiko hipoglikemia, dan juga risiko dehidrasi. Atas risiko tersebut, maka untuk diabetesi, akan lebih banyak pertimbangan untuk dokter apakah akan menganjurkan puasa atau sebaiknya tidak puasa. Alasan keagamaan, alasan sosial, dan pertimbangan medis, menjadi poin-poin penting dalam konsultasi antara dokter dan pasien diabetes yang berkeinginan menjalankan ibadah puasa. Beberapa poin yang harus diperhatikan untuk pasien diabetes sehingga dokter biasanya tidak menganjurkan puasa lebih dulu adalah :

  1. kadar gula darah sangat tinggi. gula darah puasa >250 mg/dL atau gula darah sewaktu >300 mg/dL
  2. diabetesi dengan komplikasi penyakit jantung yang tidak stabil, stroke, dan gagal ginjal.
  3. diabetesi dengan penyakit penyerta akut seperti demam, diare, dan infeksi.
  4. diabetesi yang sedang hamil, usia lanjut, atau tinggal sendiri.

Adapun bagi diabetesi yang berniat puasa, gula darahnya stabil, dan tidak masuk pada poin diatas, dianjurkan agar selama berpuasa :

  1. tetap aktif secara fisik
  2. menghindari aktivitas fisik berat
  3. bila merasakan gejala hipoglikemia (lapar berlebihan, keringat dingin, lemas, gemetar, dan hilang konsentrasi) sebaiknya segera membatalkan puasa.

Adapun pengaturan pola makan untuk diabetesi :

  1. sebelum sholat maghrib, makanan ringan (10% dari total kalori harian)
  2. sesudah sholat maghrib, makanan utama (40%)
  3. setelah tarawih, makanan ringan (10%)
  4. saat sahur, makanan utama (40%)

Berpuasa merupakan ibadah penting yang merupakan rukun Islam. Namun menghindari mudharat lebih utama ketimbang mengambil manfaat. Untuk mereka yang belum dianjurkan berpuasa, maka bisa mengganti puasanya di lain waktu dan mengoptimalkan ibadah lain selama bulan Ramadhan. Selamat berpuasa. Semoga rakyat Indonesia semakin sehat dari hulu hingga hilirnya. (Tulisan ini terinspirasi tulisan dan diskusi dari dosen penulis di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Dr. dr. A. Makbul Aman, SpPD-KEMD)

Makassar, 9 Juli 2013

Salam hormat, salam sehat @dokterkoko




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline