Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa hari ini menunjukkan tanda meletus, bahkan letusan dahsyat terjadi pada Sabtu (9/11/2024) yang lalu.
Bencana alam ini tampak dari Kolom abu teramati mencapai 6 kilometer dari puncak gunung, tak pelak, hal ini membuat warga sekitar panik dan khawatir.
Akibatnya, Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperluas radius bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dari yang sebelumnya 8 kilometer (km) menjadi 9 km arah Barat Daya - Barat Laut dari puncak kawah dan PVMBG pun telah menetapkan zona bahaya.
Dijelaskan, zona bahaya adalah wilayah yang tidak boleh ada aktivitas di dalam zona tersebut, kecuali petugas gabungan yang tengah melaksanakan tugasnya. Termasuk mengevakuasi korban.
Hingga minggu (10/11/2024), menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur sebanyak kurang lebih 8.431 warga mengungsi akibat bencana ini dan korban masyarakat meninggal dunia sebanyak 10 orang. Bahkan, Gunung Lewotobi Laki-laki pun masih berstatus level IV atau Awas.
Selain letusan ini memakan korban manusia, bencana ini juga tampaknya membuat hewan juga terancam. Pasalnya, hewan seperti ternak (sapi, babi, kambing, ayam dan lain sebagainya) dan hewan kesayangan (anjing, kucing) tidak mendapat pasokan pakan dari pemiliknya.
Oleh sebab itu, apresiasi patut kita berikan kepada Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur yang telah melakukan pemberian makanan dan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan hewan dan ternaknya yang ditinggalkan pemiliknya ke pengungsian ketika erupsi gunung terjadi. Pasalnya, keberadaan hewan ini juga harus diperhatikan. Apalagi, Kejadian bencana ini membutuhkan penanganan lintas sektoral.
Peran Pemilik Hewan saat Terjadi Bencana
Tak dimungkiri, Bencana alam di NTT ini membuat kita turut berduka, peristiwa ini menyadarkan kepada kita bahwa kita juga harus peduli terhadap hewan. Karena bencana ini dampaknya bukan hanya dirasakan oleh manusia, tetapi juga pada hewan.
Kemudian, bencana ini juga tidak hanya membuat bangunan yang rusak dan manusia yang harus mengungsi, tetapi hewan peliharaan atau hewan ternak yang dipelihara oleh masyarakat juga menghadapi ancaman yang besar.
Dalam situasi seperti ini, peran pemilik hewan sejatinya sangat penting untuk memastikan keselamatan hewan peliharaan mereka dan mengurangi kerugian yang mungkin terjadi.