Lihat ke Halaman Asli

Iwan Berri Prima

TERVERIFIKASI

Pejabat Otoritas Veteriner

Mewaspadai Penyakit Antraks yang Kembali Merebak

Diperbarui: 6 Juli 2023   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi hewan ternak sapi, salah satu hewan rentan tertular Penyakit antraks (Dok. Pri)

Persoalan penyakit yang melibatkan hewan, tampaknya belum ada tanda-tanda akan usai. Bahkan, kasusnya silih berganti. 

Belum usai kasus Flu Burung Clade Baru, PMK, ASF, LSD, PPPR, Rabies dan kini, Antraks kembali merebak.

Sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia (4/7/2023), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan ada penambahan korban masyarakat meninggal usai dinyatakan terpapar antraks. Kejadian ini terjadi di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Ketiga korban tercatat berasal dari Kecamatan Semanu. 

Menurut Kemenkes, warga meninggal yang terindikasi positif antraks diprediksi setelah mengkonsumsi daging sapi atau tertular dari hewan yang tidak sehat atau mati karena sakit.

Sebelumnya, kasus antraks pada hewan di Gunung Kidul juga telah dilaporkan. Kasus pertama diperkirakan tanggal 29 April 2019 di wilayah Dusun Grogol IV, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo.

Kemudian, kasus antraks dilaporkan merebak juga di Dusun Ngrejek Wetan, Desa Gombang Kecamatan Ponjong. 

Dilansir dari kompas.com (16/01/2020), Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Veteriner, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Retno Widiastuti saat itu menyatakan, sejak Desember 2019, ada 21 sapi dan 15 kambing yang diketahui mati mendadak diduga karena antraks.

Selain itu, sebanyak 15 ekor hewan ternak di Kabupaten Gunungkidul juga dilaporkan mati karena positif penyakit antraks. Kematian belasan ternak ini terjadi sejak 14 Desember 2021 sampai 28 Januari 2022. 

Mengenal Penyakit Antraks

Penyakit yang sangat menular dan zoonosis ini disebabkan oleh Bakteri Bacillus anthracis. Bukan disebabkan oleh virus, sebagaimana banyak ditulis diberbagai media.

Bakteri ini bersifat gram positif, berbentuk batang, tidak bergerak dan membentuk spora. Bentuk vegetatifnya dapat tumbuh subur di dalam tubuh dan segera menjadi spora apabila berada di luar tubuh dan terpapar dengan udara luar. Spora inilah yang akan menyebar dengan cepat, salah satunya melalui air hujan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline