Lihat ke Halaman Asli

Iwan Berri Prima

TERVERIFIKASI

Pejabat Otoritas Veteriner

Mengasah Kepekaan agar Tidak Pekok

Diperbarui: 26 Februari 2023   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber gambar: Teknosee.com)

Pernyataan ini sangat tepat dan relevan dengan kondisi kekinian. Apalagi, jika anda adalah pejabat negara atau menjadi bagian dari keluarga pejabat negara, maka anda harus memahami persoalan ini.

Kepekaan ini bermakna luas. Peka jangan dimaknai hanya ketika memberikan bantuan sosial, tetapi juga harus dilakukan terus menerus untuk merasakan persoalan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.

Dalam banyak kasus, sering kita temui seorang pejabat atau keluarga pejabat yang memaknai kepekaan hanya sebatas bantuan sosial. Mereka beranggapakan bahwa ketika sudah pernah membantu, menganggapnya ia telah peka terhadap persoalan masyarakat.

Padahal, memamerkan kekayaan di media sosial, sejatinya juga bagian dari rasa ketidakpekaan. Termasuk memamerkan aktifitas jalan-jalan keluar daerah atau keluar negeri, yang dibiayai oleh anggaran negara, itu juga bagian dari rasa ketidakpekaan.

Oleh sebab itu, jika anda adalah pejabat negara atau keluarga pejabat, sekali lagi, asahlah kepekaan itu, agar anda tidak menjadi pekok. Pernyataan ini juga pernah disampaikan oleh seorang Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah.

Kata "Pekok" berasal dari bahasa jawa, yang artinya adalah bodoh. Pekok juga sering diartikan dengan orang yang tidak tahu apa-apa. Tidak memahami apa yang sedang terjadi. Parahnya, "kepekokan" ini biasanya akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pejabat negara. 

Selain itu, pekok karena tidak peka juga telah membawa banyak pejabat yang menuju jurang kehancuran. Sebut saja, kasus yang saat ini sedang viral, seorang anak pejabat negara yang memamerkan kekayaan orangtuanya, akibatnya, kini orangtuanya dipecat dari jabatannya.

Demikian juga kasus seorang istri perwira Polri yang juga sering memamerkan kekayaan di media sosial. Dampaknya, Kapolri pun telah mencopot jabatan sang suami atas perbuatan "pekok" sang istri.

Dengan demikian, mari kita peka. Jangan selalu menganggap rakyat sebagai objek. Hati-hati dan pekalah terhadap situasi yang terjadi. Jadilah sederhana, karena tampil sederhana bukan berarti kita hina.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline