Lihat ke Halaman Asli

Iwan Berri Prima

TERVERIFIKASI

Pejabat Otoritas Veteriner

Mengenal Jenis Residu Pada Bahan Pangan Asal Hewan

Diperbarui: 23 Februari 2023   10:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pri

Bahan pangan asal hewan (daging, telur, susu) di satu pihak merupakan sumber protein hewani yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan manusia, namun di lain pihak, pangan asal hewan dapat mengandung residu dan cemaran mikroba yang dapat membahayan dan atau mengganggu kesehatan manusia.

Manfaat Daging, telur dan susu diantaranya adalah Mempunyai nilai gizi yang tinggi,  merupakan sumber protein hewani yang dibutuhkan oleh tubuh dan sangat baik untuk pertumbuhan dan Merupakan salah satu komoditi perdagangan yang mempunya nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Agar manfaat bahan makanan ini bisa berkelanjutan bagi kehidupan manusia maka diperlukan langkah-langkah pengamanan terhadap bahan pangan dimaksud sehingga menghasilkan makanan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) serta dapat diterima konsumen sesuai seleranya.

Langkah-langkah pengamanan produk pangan asal hewan salah satu diantaranya adalah mencegah ancaman residu. Residu adalah bahan-bahan obat atau zat kimia dan hasil metabolit yang tertimbun dan tersimpan di dalam sel, jaringan atau organ hewan serta kandungan zat yang tidak diinginkan dan tertinggal dalam makanna atau dilingkungan sekitar.

Jenis-jenis residu diantaranya adalah: residu logam berat (timah, air raksa, cadmimum), residu senyawa dari hasil teknologi pertanian dan industri (dieldrin, dioxin, aldrin dan DDT) dan residu obat-obat dan perangsang pertumbuhan (antibiotika, antimikroba, anaboliksteroid, dan lain sebagainya)

Adapun bahaya akibat redisu, yakni akumulasi dalam jaringan, Alergi, Keracunan akut, Resistensi, Efek teratogenik, Efek karsirogenik, Efek mutagenik dan Penekanan terhadap daya tahan tubuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline