Lihat ke Halaman Asli

Farhandika Mursyid

Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Sebuah Renungan Tentang Cinta dan Luka

Diperbarui: 22 Juli 2023   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : dokumentasi pribadi

kita cenderung mencintai orang yang melukai kita
dan begitu juga sebaliknya.

aku masih heran dengan pernyataan itu.
bukannya cinta itu harusnya saling positif.
saling mencintai satu sama lain.
tanpa syarat, batasan dan ketentuan.

namun, perlahan, aku mulai sepakat dengan ini.

terkadang, cinta hanya membawa luka.
apalagi jika orang itu masih buta.
hanya melihat dengan satu mata
baik itu sisi putih atau hitamnya saja.

di awal cinta terasa menyejukkan.
mulai dari saling cumbu mesra dengan kata
saling berdandan demi penyejukan mata
bertindak membentuk hati berbunga.

hingga yang kotor mulai muncul.
kesibukan masing-masing menodai puisi yang telah tertulis.
sifat asli mulai melunturkan ikrar percaya.
godaan pun berbondong masuk menjalari indrawi.

luka mulai terasa, ragu mulai menyeruak.
semua hal yang didambakan mulai membuat mual.
kembali terjebak dalam palung ketidakyakinan.

apakah ini semata saja atau benar-benar dosa?
apakah rintangan ini bisa dilalui setelah ijab kabul nanti?
apakah kita bisa mengubah pasangan dia?

semua hanya menimbulkan luka belaka.
hingga kita lupa siapa diri sejati kita sebelum terayu cinta.

kita mulai berubah menjadi monster karena cinta.
berlagak kuat di kala kita asyik menutup lukanya.

surakarta yang sedang temaram, 21 juli 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline