kita berjuang untuk membuat seseorang itu terkagum dengan kita
kita tunjukkan semua kelebihan kita, biar seseorang itu terpana.
kita libatkan diri di semua kerjaan, mengincar opini positif semata.
menunggu senyum manis yang jarang keluar dari raut muka.
hingga kita mulai diserang kerjaan, mulai lupa tujuan utama.
perlahan kehilangan pribadi hanya demi ucapan kagum dari si dia.
yang dinanti tak datang jua, sedih jadi tema rutin di alam rasa.
kepala mau meledak, badan mulai ronta, waktu rehat terkikis pula.
tapi, si dia tetap melenggang dengan indahnya.
masih menatap kita dengan piciknya mata.
sembari melontarkan pujian ke muka-muka lainnya.
dan bukanlah kita yang hanya noda hitam baginya.
pelan-pelan, semua terasa percuma.
usaha yang sia-sia.
seolah, merasa tuhan lebih rendah dari dia.
membuat lupa kodrat kita manusia.
dia itu mungkin setan yang sedang menjelma.
dan kita malah memilih menjadi hamba
dari nada validasi yang isapan jempol belaka.
sampai lupa kesan ikhlas yang harusnya jadi kaidah.
iya, mungkin ini yang dinamakan dengan... syirik terselubung.
----------------------------
puisi ini dibuat bulan maret 2023, dan disunting kembali pada hari ini, tanggal 04 juni 2023.
aku coba tulis lagi sebagai teaser dari calon buku puisi terbaru saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H