Lihat ke Halaman Asli

Farhandika Mursyid

Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Puisi | Realita Abu-Abu

Diperbarui: 1 Juni 2020   10:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : dokpri

Jika kita hidup saling mencintai,
Kita akan bisa memahami kekurangan satu sama lain.
Kita akan melihat semua orang dengan rasa kebaikan.
Kita akan bisa memaafkan segala luka yang tercipta.
Kita akan bisa menegur orang untuk tidak menjadi murka,
Kita tidak akan membagi orang berdasarkan golongan.
Kekayaan, keimanan, keyakinan.
Warna kulit, bentuk rupa, nama panggilan..
Kita tidak akan saling melukai satu sama lain,
Kebencian, kemarahan, penyesalan
Kutukan, umpatan, cacian
Dan, segala jenis kotoran.
Para binatang pun tidak akan mengamuk.
Minta keluar dari kurungan pikiran.
Tidak akan ada namanya itu rasisme
Tidak akan ada namanya itu seksisme
Tidak akan ada pertunjukan bengis yang lagi menyebar
Layaknya virus yang menular.
Kita akan melihat indahnya perdamaian.
Tanpa ada kasus yang menyebar di sosial media
Pelecehan, penganiayaan, pembunuhan
Menanti untuk ditonton satu persatu.

Masalahnya adalah...
Tidak semua orang bisa terlahir dengan cinta.
Dan, tidak semua orang juga mengenal cinta sewajarnya.
Kita paham istilah itu hanya sisi romantisme saja.
Yang ditunjukkan oleh buku, film atau lagu di telinga.
Bukan dari sisi hubungan antar manusia.
Memang, kita masih buta.
Tidak bisa melihat siapapun selayaknya manusia biasa.
Kita membiarkan Papua dan Minnesota
Seperti kita membiarkan kasus-kasus lainnya.
Berakhir dengan tidak sempurna.
Kemudian, kami kembali ke rutinitas biasa.
Berjuang menikmati suguhan yang ditawarkan oleh ego
Benci, marah, kesal
Kutukan, umpatan, cacian
Keluar bersamaan di saat semua tidak sesuai harapan
Atau saat bahan obrolan sudah mengeluarkan umpan
Menantikan emosi datang berluapan.
Itulah memang realita kehidupan.
Warna abu-abu yang selalu mapan.
Putih bukan, hitam tercampakkan.

Sleman, 1 Juni 2020.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline