Hai, sudah sekian lama kita tak berjumpa.
Izinkan aku menuliskan beberapa kata.
Mengeluarkan segala unek-unek di dada.
Baiklah, mari kita mulai semua.
Terus terang, semakin waktu terus mengalir.
Aku pun mulai tersadar.
Hubungan kita berdua akan selamanya ada di nadir
Selalu berakhir jadi luka yang kian membesar
Aku tidak suka melihat namamu
Dalam daftar penggemar di setiap tulisanku.
Aku selalu ingin membuang bayangmu
Yang terus mondar-mandir menyisip di ruang pikirku.
Aku pun sudah lelah untuk berpura-pura
Demi sebuah tepuk tangan bagi teman-teman sepantaranku
Namun, responmu tidaklah seperti yang aku kira
Hanya dingin, seperti jus jeruk langganan di dekat kubikelmu.
Izinkan aku untuk membuangmu dari berkas ingatan
Pelan, perlahan, melupakan.
Kita akan menemukan yang terbaik untuk masing-masing.
Jelasnya bukan dari kita yang sering bersilang.
Karena, sebenarnya
Kita hanyalah abu-abu yang akan menunggu menjadi hitam.
Seperti malam yang penuh lebam,
Sampai jumpa.
Yogyakarta, 7 Mei 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H