Lihat ke Halaman Asli

Farhandika Mursyid

Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Puisi | Satu Hari di Trisik

Diperbarui: 16 November 2019   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

koleksi pribadi

Cinta, hari ini aku ke tempat itu.
Tempat yang telah lama aku janjikan padamu.
Saksi akan sebuah impian yang pernah ada.
Tidak jadi nyata karena ego yang membara.

Entah, apa yang terjadi di pikiran kita kala itu?
Seharusnya, kita bisa jadi sepasang insan yang terikat.
Berdua menempuh jalan yang dikelilingi sawah luas itu.
Melewati hamparan debu dari truk pasir yang berlalu lalang.

Sayang, semuanya telah berlalu
Kita hanya bisa berjalan di jalur masing-masing.
Terpisah karena semua konflik rasa yang menyergap.
Pantai Trisik yang bisa menjadi saksi kemesraan kita.
Sekarang, hanya tinggal kenangan

Bersama jutaan partikel pasir yang tersapu ombak
Bersama suara yang bersaing dengan kencangnya angin
Bersama daun-daun yang rontok tanpa kabar.

Cinta, sampai jumpa.
Sudah saatnya kita fokus di jalan masing-masing.
Semoga kita akan bahagia meski tak beriringan.

Kulonprogo, 16 November 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline