Lihat ke Halaman Asli

Farhandika Mursyid

Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Puisi | Luka Lama

Diperbarui: 14 Maret 2019   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : dokumentasi pribadi

Cinta, aku paham apa yang terjadi padamu.
Luka lama itu masih menghantui kalbu.
Tentu, kamu ingin lukanya sembuh tanpa bekas.
Kamu lari kesana kemari mencari segala obat.
Entah sudah berapa dokter yang kamu kunjungi.
Entah berapa jauh yang kamu tempuh demi tabib.
Entah berapa jenis obat yang kamu sudah telan.

Namun, Cinta, luka lama itu tidak akan pergi.
Dia sudah menjadi bagian dari hidupmu.
Biarkan dia tinggal seatap denganmu.
Jadikan dia sahabat.
Bila perlu, tumbuhlah bersamanya.
Niscaya, kamu akan belajar tentang luka itu.
Sebagaimana petarung mengalahkan lawan perangnya.

Cinta, berjuanglah bersamanya.
Luka lama tidak mungkin menjadi lama.
Selama kita masih menganggap itu sebagai luka.
Aku selalu mendukungmu!

Gresik, 14 Maret 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline