Lihat ke Halaman Asli

Farhandika Mursyid

Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Puisi | Nyanyian yang Menghilang

Diperbarui: 31 Januari 2019   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Tralala trilili
Biarkan ku bernyanyi
Alunan mewakili filosofi
Ketukan nada yang berlari
Kata-kata kolaborasi
La di da di
Biarkan ku bernyanyi
Menanyakan kabar sang bidadari
Berucap rindu pada senyum mentari
Hadiah Tuhan yang disyukuri
Na na na ni
Biarkan ku bernyanyi
Gundah gulana membawa revolusi
Indah kiasan mengajak berlari
Menikmati ragam sajian tiap hari
Do do re mi
Biarkan ku bernyanyi
Sindiran tuk burung penebar benci
Membuang gelar demi ilusi
Memberi kritik tanpa solusi
Fa so la si
Aku ingin terus bernyanyi
Membuka semua hal yang terkunci
Membawaku mengitari berbagai sisi
Menikmati waktu sebelum mati


Yogyakarta, 31 Januari 201909:59 a.m (GMT+7)Dibuat ketika terpikirkan tentang RUU Permusikan yang lagi marak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline