Tahun 2017 ini dapat dinyatakan sebagai tahun yang sangat saya antisipasi terutama dalam hal menulis tentang musik. Selain keputusan saya untuk mencoba sebagai penulis lepas. Saya juga mulai merasakan adanya peningkatan dalam performa menulis saya. Beberapa hari yang lalu, saya baru saja memperoleh tawaran untuk review album dari salah satu musisi hip-hop bawah tanah di Indonesia.
Dapat disimpulkan bahwa banyak yang mulai menunggu berbagai tulisan saya, meskipun hanya berakhir dengan sekedar harapan palsu belaka. Sebuah hal positif dan cenderung dilematis untuk saya pribadi yang mesti berkutat sebagai kasta terbawah dalam pelayanan klinik.
Setidaknya tahun ini pun diawali dengan salah satu artis favorit saya, ONE OK ROCK yang menelurkan album barunya berjudul “Ambitions”. Album ini dirilis minggu lalu dalam 2 versi, yaitu Jepang dan Internasional. Seperti yang diketahui, ONE OK ROCK merupakan sebuah grup band rock yang sudah mengibarkan namanya di skena pop-rock Jepang.
Mereka sudah memperoleh banyak fans, baik itu di Jepang maupun luar Jepang. Hal itu juga yang membuat mereka sukses dalam tur di seluruh dunia, dan ujung-ujungnya bernaung di label musik rock populer Amerika, Fueled By Ramen. Sebuah kesuksesan yang sangat masif mengingat label tersebut juga turut menaungi beberapa nama populer, seperti Fall Out Boy, Paramore, dan Panic! At The Disco.
Kesuksesan mereka di kancah Internasional memang diibaratkan dua sisi koin, dapat berarti baik dan juga buruk. Baik karena akhirnya band yang digawangi oleh Taka, Ryota, Toru dan Tomoya ini sukses diapresiasi besar dab merupakan hal yang cukup langka bagi musisi Asia untuk memperoleh hal serupa.
Buruk juga karena mulai ada sedikit perubahan gaya musikalitas ONE OK ROCK yang cenderung kehilangan keasliannya. Masalah yang cenderung klasik bagi musisi yang sudah dikontrak oleh label besar, apalagi hal tersebut bertujuan untuk tetap menjadi relevan di mata fans mereka, stay up to date.
Ketika mengetahui bahwa tahun ini, ONE OK ROCK akan merilis album baru di awal tahun 2017. Saya hanya berharap bahwa album ini akan lebih baik dari keluaran sebelumnya yaitu “35xxxv”. Mohon maaf jika saya harus berkata bahwa album ini adalah album terjelek ONE OK ROCK sepanjang saya mengenal mereka. Hanya lagu “Mighty Long Fall “, “Cry Out”, dan “Heartache” yang sukses menghampiri telinga saya dalam waktu lama.
Lagu-lagu lainnya dalam album ini hanya singgah sebentar saja, bahkan lagu “Paper Planes” yang digarap bersama Kellin Quinn dari Sleeping With Sirens hanya hinggap dalam sekali dengar saja. Kolaborasi yang benar-benar tidak sesuai harapan. Meski saya masih mengapresiasi usaha pertama mereka untuk melintasi skena, meski hal itu selalu mereka lakukan dari awal mereka berkarir.
Petualangan saya dengan album “Ambitions” ini diawali dengan versi Jepang terlebih dahulu. Versi ini diawali dengan lagu “Introduction” berdurasi satu menit. Tindakan ini sudah sangat biasa dilakukan band tersebut di setiap rilisan mereka.
Bagi saya, intro dari album “35xxxv” masih super menarik ketimbang album yang lainnya. Tetapi, tidak salahnya juga untuk mendengar intro dari album ini. Saya sangat terkagum dengan koneksi yang ada antara track ini dengan track berikutnya yang berjudul “Bombs Away”.
Track kedua di album ini dibalut dengan suasana yang cenderung menghentak, meski pada detik-detik awal, terdengar kesan mistis di album ini. Hal yang wajar mengingat track ini juga membahas tentang perjuangan ONE OK ROCK melawan inner demon yang hinggap di dirinya, termaktub pada bait awal di lagu tersebut.