Lihat ke Halaman Asli

Sang Dokterandes

Advokat/Pengacara yang suka seni

Tak Bisa Kupuisikan Lagi

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sungguh
Tak bisa kupuisikan lagi
Belum lama...
Aku lihat mobil-mobil mahal
Sebagian malah belum masuk TV
Meluncur gagah di kawasan Sudirman
Dan sekarang...
Aku nongkrong di gerbang balai desa
Makan rujak bebeg seribu rupiah
Penjualnya suami muda usia belasan
Anjing...
Begini amat sih?!
Tak bisa kupuisikan lagi
Kata-kata indah petuah
Tak kuasa singgah
Di hati-hati pucat tak berdarah
Mau kau ajari aku bersyukur
karena aku tak sampai seperti dia, anjing?
Mau kau ingatkan aku
tentang takdir Tuhan, anjing?
Hatiku masih merah, anjing!
Bau cungur tuh, anjing!
Kitab suci bukan alibi, anjing!
Mau, ngitung dua setengah persen?
Malu... anjing!
Memperkosa, menjilat, menipu
Berapa persen tuh, anjing?
Masih bisa ketawa, anjing!
Anjing!!!
Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah
Ya Allah...
Sekarang saja ya Allah
Jangan tunggu sampai 2012
Biar semua jelas
Banyak hati memutih cadas

(ds101109)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline