Lihat ke Halaman Asli

Sang Dokterandes

Advokat/Pengacara yang suka seni

Cangkang-cangkang Lokan

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dihantar deru ombak

Cangkang-cangkang lokan

Terdampar di pasir pantai

Membujur di atas karang

Bermandi pijar mentari

Dalam pesiar kaya pesona

Dalam tradisi pertapa tua

Cangkang-cangkang lokan

Beringsut kian-kemari

Sejurus buih menepi

Riuh gemersik doa dan jampi

Ritual suci penuh sesaji

Demi dewa-dewi di langit tinggi

Meniup butir-butir mutiara

Jauh di palung samudera

Dingin memekak jiwa

Cahaya memercik saja

Cangkang-cangkang lokan

Jadi mainan bocah purba

Menggenggam di tangan kiri

Terhindar topan dan gempa bumi

Mengacuhkan air garam

Memunggungi pegunungan

Nyawa tertinggal di laut dalam

Ditopang ujung pulau

Cangkang-cangkang lokan

Menggagas terompet peperangan

Buah tangan kerajinan

Cangkang-cangkang lokan

(drs – 5 Jan 2010)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline