Lihat ke Halaman Asli

Sang Dokterandes

Advokat/Pengacara yang suka seni

Aku Jatuh Cinta Padamu Penipu

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika itu musim bercinta Ada peri terusir dari surga Binar matanya kerling aurora Bau mulutnya aroma hutan cemara Di tubuhnya balutan ribuan pelangi Di suaranya alunan kidung kinanti Ketika itu musim bercinta Ada peri terusir dari surga Bumi dipijak penuh birahi Langit dijunjung sarat asmara Dahan-dahan rentang ingin merengkuh Kuncup-kuncup rekah hendak mencumbu Ketika itulah ketulusan cinta dipersembahkan Ketika itulah puluhan bidadari mati terbelenggu cemburu Wajah mentari merah padam Raut rembulan jadi kusam Panen raya tertunda di penghujung musim Hingga akhirnya... Halilintar merobek-robek angkasa Gerombolan awan hitam berduyun memendam hujan Di puncak bukit, seorang pecinta tegak menentang cakrawala Di lembaran mega, kilat mengguratkan pesan rahasia Sang peri ternyata jelmaan siluman katak yang bersekutu dengan iblis betina di neraka (Sang Dokterandes - Feb 2005)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline