[caption id="attachment_90607" align="aligncenter" width="640" caption="Eyes_Watching_You_by_BlutrOt.jpg"][/caption] Mungkin ia sekedar kuntum cendawan, seperti kata beberapa Insan sekitar yang dengan enteng merasa biasa saja saat menginjak-hancur-lumatkannya di bawah alas kaki mereka pagi itu, Dee.. Tetapi . . . bagiku, ia sedemikian rapuh sekaligus menggetarkan. Prosesi berkah kehadirannya telah melalui jalan panjang dan runtut hingga mewujud sesempurna begitu. Hal yang akan melahirkan sisa koyakan di sana sini bila sang prosesi sempat terusik meski "cuma" sedetik terinjak. Oow.. Tidaklah engkau melihat butiran putih bening tansparan mengambang di sekitarnya .. lengkap dengan bintik putih yang serempak mengarah pada sang kuntum seolah sama sedang menyambut mekar cantiknya.. Serumpunan aura sukma kah itu? . . . hmm.. ..indah, yea . .
Masih lekat di benak ini, Dee.. ketika hingga belasan tahun berlalu, tepat di tanggal ini, beragam kuntum bunga terangkai indah datang bertubi . . yang senantiasa kumaknai sebagai simbol dan pengingat bagi sang penghuni kebakaan tentang makna berbagi dan . . indahnya kasih murni. ..ketika aura keapaadaan masih jauh lebih steril dari ragam opini pro kontra plus detail analisa sudut pandang sana sini yang dihembuskan bertubi dari sana sini. . . hari ini tanggal itu kembali berulang, Dee.. happy Valentine's Day yea.. . . [ ..gadis mungil dari Epouto itu masih mengingat semuanya..]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H