Lihat ke Halaman Asli

Cerita Marga Khouw Dari Guangdong Di Indonesia

Diperbarui: 17 Mei 2020   12:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampai saat ini sejak kedatangan tiga keluarga ( 3 marga) dari desa Dabu provinsi Guangdong, telah turun menurun menjadi 9 generasi. Diagram yang lengkap 9 generasi berada dibawah artikel ini. Karena kotak diagram terlalu kecil, maka untuk gambar utama artikel ini dibuatkan mulai generasi ke 5.

Berita atau artikel tentang Vihara Sian Jin Ku Poh, sudah banyak ditulis dalam bentuk artikel maupun berita. Dalam artikel ini hanya akan ditulis tentang keturunan dari generasi pertama (Generasi Null ) yang datang dari desa Dabu provinsi Guangdong dan yang menjadi cikal bakal Vihara Sian Jin Ku Poh. Sedangkan sejarah viharanya tidak kami bahas disini karena itu adalah berkaitan dengan pengelolahan vihara. Bisa saja suatu saat pengelola vihara menggunakan server yang sama untuk mengarsip pengelolahan, perjalanan dan lika liku sejarah Vihara. Biarlah waktu yang menentukan itu.

Tabel silsilah ini dari satu keluarga kecil supaya bisa muat dalam artikel ini. Karena bila di cetak semua anggota keluarga akan sangat panjang.

Menurut data yang ditulis oleh ayah saya dan juga penelusuran saya tentang keluarga besar, saya merasa perlu dibuatkan arsip silsilah keturunan. Bisa saja arsip tersebut akan menjadi bahan materi sejarah dikemudian hari. 

Cerita asal usul Vihara Sian Jin Ku Poh tidak lepas dari 3 Marga yang datang dari desa Dabu provinsi Guangdong pada tahun sekitar 1770an. Dan tentang lengkapnya perjalanan waktu Vihara Sian Jin Ku Poh tidak saya bahas detail dalam artrikel ini. Dalam hal ini saya melanjutkan sejarah salah satu dari tiga marga yang datang bersamaan dan kapal layarnya berlabuh di Sungai Citarum, yaitu leluhur saya Marga Khouw.

Perlu di jelaskan, bahwa Marga Khouw yang mendarat di sungai Citarum dan menjadi cikal bakal Vihara Sian Jin Ku Poh; menurut cerita bapak saya dan wawancara saya kepada generasi yang lebih tua, maka tidak ditemukan adanya kaitan saudara dari Keluarga Khouw yang di jaman Batavia sebagai pejabat tinggi. Oleh karena itu saya hanya bisa konsentrasi tentang database Marga Khouw yang turun menurun dari silsilah pendaratan di Sungai Citarum.

Vihara Sian Jin Ku Poh, di Pinggir sungai Citarum

Untuk apa membangun server leluhur ?
Ada kalimat dari salah satu pendiri perusahaan Apple, Wozniak, dan beliau berpendapat bahwa berkas digital yang Anda upload, sudah bukan lagi 100 persen milik Anda. Atas dasar itu, saya harus mengamankan kepemilikan berkas digital milik Marga Khouw.

Waktu kecil saya diajak ayah saya ke vihara yang dulu sebagai rumah leluhur kami. Dan saya bertanya kenapa vihara ini berbeda seperti lainnya? Paling depan untuk menghadap langit yaitu Yang Maha Kuasa. Kemudian kenapa di ruang utama hanya tempat abu sembayang ? Bahkan patung Budha maupun patung Kwan Im ada di bagian belakang ruang utama ?
Dan ayah saya menjawab, awalnya rumah biasa tanpa ada patung dan leluhur kami adalah keluarga taat berdoa. Menurut ayah saya bahwa kepercayaan leluhur kami adalah ajaran Kong Hu Cu sehingga tidak ada ornamen apapun diatas meja abu selain untuk penghormatan kepada para leluhur. Dalam perkembangan jaman dan aturan barulah di bentuk yayasan sehingga sekarang.

Dokumen pribadi

Saat ini saya lebih fokus tentang bagaimana caranya membuat arsip.
Sudah cukup banyak berkas yang telah dibuat oleh ayah saya dan bagaimana generasi selanjutnya melengkapi data dari generasi ke generasi selanjutnya.

Tentu suatu program jangka panjang yang perlu di pikirkan. Mulai dari mendata, mengarsip dan merawat database yang besar, maka diperlukan suatu system administrasi dokumentasi yang handal dan bisa melewati generasi selanjutnya.
Berdasarkan rekaman film, foto dokumentasi maupun wawancara dari generasi yang lebih tua, maka saya membuat suatu system peng-arsipan untuk mampu melewati generasi ke generasi selanjutnya.

Awalnya saya membangun sebuah perangkat server lengkap dengan backup yang bisa berfungsi sebagai file server. Membangun server adalah salah satu hobby saya. Saat saya kuliah kedokteran sering ikut serta kuliah informatika. Selain menjadi dokter juga menjadi pengusaha sehingga membutuhkan software maupun server yang cukup besar. Pengalaman membuat software dan mengelola data tersebut, membuat saya yakin untuk membangun system server.

Setelah web server dan file server berfungsi dengan baik, di lanjutkan dengan membuat database yang berfungsi sebagai private Album yang disebut sebagai MyStory. Produk MyStory adalah suatu database yang khusus untuk kepentingan pribadi saja.

Dokumen Pribadi

Sebagian dari data yang tersimpan di privat Album MyStory bisa dibagikan ( share ) sesuai keinginan pemilik akun. Dan sebagian data private Album MyStory yang dibagikan ( share ) bisa di lihat melalui web yang bernama OurStory. Di Web OurStory bisa banyak orang melihat dan memberikan komentar. Untuk kepentingan pemilik data, Web OurStory pun bisa diberikan prioritas pengunjungnya. Bisa di kunci total, atau bisa dilihat oleh teman atau bisa di berikan outoritas dengan waktu berbatas kepada orang yang diijinkan melihatnya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline