Lihat ke Halaman Asli

25 Tahun Pendidikan, 25 Tahun Kerja, 25 Tahun Nikmati Hidup

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1348063120440697701

[caption id="attachment_206673" align="aligncenter" width="640" caption="Seorang anak sedang dijaga dan dibina sampai selesai pendidikan usia 25 tahun. Foto milik pribadi"][/caption] Usia harapan hidup orang Indonesia sekitar 65 tahun sampai 70,76 tahun, tergantung sumber data penelitian. Kakek saya hidup di tahun 1700 mampu berusia 105 tahun. Generasi ke 2 menjadi 100 tahun, generasi ke 3 menjadi 95 tahun. Pada saat generasi ke 4, yaitu ayah saya, usia beliau hanya mencapai 72 tahun saja. Karena itu saya berasumsi bahwa usia harapan hidup saya maupun anak saya hanya berkisar 75 tahun saja. Apabila memperhatikan masa pendidikan ayah saya, kemudian pendidikan saya sendiri maupun anak saya, rata rata membutuhkan waktu 25 tahun. Artinya sampai pendidikan kedokteran serta pasca sarjana, baru selesai pada usia 25 tahun. Bisa diartikan cukup lama, sampai kita mampu mempunyai ilmu demi masa depan yang cerah. Dengan memulai karier diusia 25 tahun, dan memperhatikan pengalaman dari sejarah keluarga, maka butuh waktu pula 25 tahun untuk memantapkan prestasi demi masa depan diusia lanjut. Artinya masa pendidikan dan masa kerja, hampir sama lamanya. Sama sama butuh sekitar 25 tahun. Tetapi waktu 25 tahun dalam karier adalah sangat singkat bila dibandingkan masa pendidikan yang 25 tahun pula. Saya katakan pendidikan lebih cepat dan lebih mudah dicapai apabila memang kita serius untuk pendidikan. Ada jadwal yang rutin dan jelas, seperti contoh selesai sekolah SD maka lanjut SMP maupun SMA (istilah jaman dahulu). Tetapi dalam karier tidak lah jelas, bisa berhasil maupun jatuh bangun silih berganti. Bila saja terbentur kesulitan dalam karier, bisa bisa harus memulai dari awal lagi. Dengan kata lain, untuk bisa mantap dalan kurun waktu 25 tahun, mungkin saja tidak bisa terjadi. Dengan pengalaman seperti itu, maka haruslah kita sangat berhati hati dalam karier maupun dalam usaha, sehingga apa yang kita lakukan bisa semulus mungkin. Tentu saja kerja keras dan berdoa sehingga rejeki bisa kita dapatkan. Tetapi ada pepatah bahwa kerja keras adalah 70 persen dari bagian, sedangkan sisa 30 persen adalah rejeki bawaan sejak lahir.

Apabila memang target usia 50 tercapai, dan generasi selanjutnya sudah selesai kuliah pula maka ada harapan untuk menikmati sisa hidup. Sampai usia ini, tentu saja kondisi tubuh masih cukup baik. Apabila kondisi karier atau usaha masih memungkinkan atau sudah mau menikmati hidup, adalah keputusan masing masing. Tetapi bila saja di usia 50 tahun sudah bisa tenang untuk masa depan, maka itulah harapan dari janji kita dalam keluarga. Perjanjian antara beberapa generasi yang akan terus dilanjutkan. Perjanjian yang merupakan motivasi untuk menempuh masa depan. Perjanjian yang akan membuktikan perjalanan sisa hidup 25 tahun terakhir. Demikianlah kira kira perjalanan hidup. Sekitar 25 tahun untuk pendidikan. Sekitar 25 tahun untuk berkarier maupun untuk usaha. Sekitar 25 tahun untuk menikmati sisa hidup. Apabila usia lebih dari 75 tahun, maka saya beranggapan bahwa itu adalah bagian dari bonus yang diberikan oleh Allah. Dan bila tetap diberikan jatah hidup hanya 75 tahun, maka selayaknya  sudah persiapkan. Tetapi bila memang takdir sebelum usia 75 tahun, maka semuanya sudah dipersiapkan pula dan tidaklah menjadi masalah untuk keluarga.

Dan bagaimana dengan yang baru selesai pendidikan S2 diusia 25 tahun ? Siapkah menyongsong karier atau usaha dalam 25 tahun kedepan demi 25 tahun menikmati hidup ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline