Lihat ke Halaman Asli

Aku Cerai Kamu Karena Tidak Punya Anak

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saat saya membaca kompasiana ada teman kirim berita dan menjelaskan tentang keinginan suami menceraikan istri nya.
Alasan nya sangat sederharna “Aku cerai kamu karena tidak punya anak !”
Dengan singkat kata, sang suami menuduh istrinya mandul.

Mandul dalam keluarga adalah ketidak mampuan pasangan untuk mendapatkan keturunan.
Secara teori bisa diakibatkan :
1. Suami dan istri memang dua duanya mandul
2. Hanya suami yang mandul sedang istri mampu punya anak (misalnya dari pernikahan sebelumnya)
3. Hanya istri yang mandul sedangkan suami mampu punya anak (misalnya dari pernikahan sebelumnya)
4. Suami dan istri pernah mempunyai anak tetapi dalam pernikahan ini tidak bisa mendapatkan anak.

Sedangkan untuk mengatakan mandul harus ada latar belakang usaha mendapatkan keturunan.
1. Suami istri memang sungguh ingin mendapatkan keturunan.
2. Pasangan wanita dibawah usia 34 tahun belum pernah mengandung, walaupun minimal 12 bulan berturut turut tanpa mengunakan alat kontrasepsi melakukan hubungan suami istri untuk mendapatkan keturunan. Untuk wanita diatas 34 tahun, hitungannya sekitar 6 bulan terus menerus secara teratur melakukan hubungan suami istri.
3. Mandul juga bisa dikatakan bila saja sang istri bisa hamil tetapi selalu terjadi keguguran alamiah.
4. Hubungan suami istri untuk mendapatkan keturunan harus sekitar 2-3 kali seminggu tanpa alat kontrasepsi di masa subur. Harus dihitung hari subur nya istri.

Apabila syarat untuk bisa terjadi kehamilan seperti diatas telah dilakukan, tetapi belum juga berhasil hamil, maka diperlukan pemeriksaan kedokteran.
Biasanya dokter memeriksa dari yang sangat mudah, murah, cepat dan akurat.
Sebagai pilihan pertama biasanya dokter memilih suami untuk test awal.
Hanya dibutuhkan pemeriksaan sperma , analisa sperma
Artinya sperma suami didapatkan dari onani dan langsung di periksa di laboratorium.

Secara umumnya; kemandulan terletak pada pihak suami sekitar 65 persen.
Sedangkan sekitar 2-3 persen ada di  kedua belah pihak.
Pasangan ini sama sama normal tetapi tetap belum diberikan oleh yang Maha Kuasa.
Sisanya sekitar 30an persen terbagi pada hanya istri yang mandul dan mandul pada suami serta istri.

Berdasarkan data tersebut,maka suami lebih diutamakan untuk di periksa.
Karena untuk periksa istri perlu waktu, dana, kesabaran dan teknologi.
Sebaiknya istri diperiksa apabila pemeriksaan suami sudah dinyatakan sesuai standart untuk bisa menghamilkan istrinya.

Tentu saja akan timbul masalah di pihak suami.
Biasanya suami tidak mau di periksa dengan segala alasan.
karena itu saya sarankan, sebaiknya suami yang pro aktip untuk melakukan test kesuburan.

Demikian saran saya untuk terus mempertahankan pernikahan, sehingga pihak suami tidak pula semena mena untuk menceraikan istrinya tanpa bukti analisa yang akurat.
Sedangkan pendapat cairan sperma encer bukanlah alasan untuk bisa menceraikan istri.

Semoga suami bisa tergugah untuk memeriksakan dirinya dan semoga pernikahannya tetap berlangsung dengan suka cita. Dan jangan lupa untuk terus berdoa kepada yang Maha Kuasa.

Sedangkan pemeriksan selanjutnya akan saya lanjutkan diartikel berikutnya, setelah suami melakukan analisa sperma.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline