Lihat ke Halaman Asli

Dayan Hakim

persistance endurance perseverance

Membentuk Avenger dari Gen Z

Diperbarui: 5 Januari 2021   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Film Spiderman: Far From Home dari Marvel mengajarkan kita bagaimana Tony Stark membentuk Peter Parker menjadi avenger baru menggantikannya. Tony Stark menyediakan fasilitas dan mentoring agar Peter Parker dapat menjadi avenger yang tangguh. Tony Stark memilih Peter Parker karena dia tahu arti kata kaderisasi. Peter Parker juga bukan anak sembarangan. Dia anak scientist biologi yang meneliti tentang radiasi pada laba-laba.

Konsep lama manajemen sumber daya manusia dalam membentuk manajemen trainee (MT) yang terdiri dari beberapa anak muda yang memiliki kemampuan di atas rata-rata ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan akan kader pemimpin di masa kini. 

Setelah diujicobakan sejak tahun 1995 terhadap gen Y atau generasi millennial ternyata hanya 10% anak MT saat ini yang menduduki jabatan puncak di perusahaan. Sebagian besar anak MT yang pintar dan cerdas itu ternyata tidak memiliki kepemimpinan yang baik.

Kegagalan konsep manajemen trainee disebabkan oleh beberapa hal. Yang pertama adalah saringan IQ tidak diimbangi dengan EQ. Gen Y yang kepo dan serba ingin tahu ini tidak memiliki kestabilan emosi yang baik sebagai kader pemimpin. Sombong dan julid adalah kelemahan anggota manajemen trainee. Akibatnya banyak rekan kerja senior yang sebel dengan perilaku mereka. Bahkan atasan langsung juga diremehkan karena merasa lebih mampu. Mereka lupa konsep "the good follower will be the good leader".

Penyebab kegagalan kedua adalah tidak menempatkan kader sesuai posisinya dengan carrier path yang jelas. Konsep "The Right man in the right place" tidak diindahkan. 

Gen Y yang konon berkepribadian labil ini menjadi frustasi karena harus belajar lebih banyak pada tempat yang bukan menjadi passion mereka. Bukannya mereka yang berhasil mengubah lingkungan mereka sebagai "agent of change" malah justru mereka yang terkontaminasi oleh virus di dalam perusahaan. Contoh paling gampang adalah Gayus.

Penyebab kegagalan ketiga adalah kurangnya komunikasi dari pimpinan puncak. Sebagai seorang anak yang berprestasi pasti ingin dihargai oleh orangtuanya. Bukan berarti harus dibuat ceremony penghargaan karyawan terbaik dengan reward yang berlebih. Mereka hanya perlu sekedar tepukan dibahu diiringi ucapan terima kasih dari pimpinan puncak. Pimpinan puncak gagal memposisikan diri sebagai ayah yang baik. Pimpinan puncak saat ini yang berasal dari gen X menganggap bahwa materi adalah utama. Padahal Gen X (centennial) beda.

Meminjam istilah Reynald Khasali tentang cohort adalah pemisahan generasi berdasarkan periode tahun kelahiran. Gen X adalah generasi kelahiran tahun 1965 -- 1980. Mereka tidak tahu G30SPKI, tidak tahu tentang Malari. Mereka hidup di era NKK. 

Berikutnya adalah Gen Y yakni generasi kelahiran tahun 1981 -- 1995. Kadang disebut sebagai generasi millennial karena mereka mulai memasuki bursa tenaga kerja diawal abad 21. Banyak studi telah dilakukan terhadap generasi milenial. Gen Z adalah generasi kelahiran 1996 -- 2020.

Di seluruh dunia, anggota Generasi Z menghabiskan lebih banyak waktu di perangkat elektronik mereka dan lebih sedikit waktu untuk membaca buku daripada sebelumnya, dengan implikasi untuk rentang perhatian mereka, kosakata mereka, dan dengan demikian nilai sekolah mereka serta masa depan mereka dalam ekonomi modern. Pada saat yang sama, membaca dan menulis fanfiksi menjadi tren di seluruh dunia, terutama di kalangan gadis remaja dan wanita muda.

Sebagai generasi sosial pertama yang memiliki akses luas ke smartphone di usia muda, anggota Gen Z telah dijuluki "digital natives", meskipun mereka belum tentu melek digital. Kadang disebut generasi zombie dengan gadget selalu ditangan. Selain itu, efek negatif dari waktu layar paling terlihat pada remaja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline