Lihat ke Halaman Asli

Doharman Sitopu

Manajemen dan Motivasi

Rangkap Tugas, Ciri Pekerja Kekinian

Diperbarui: 25 Agustus 2021   06:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada jaman revolusi industri 4.0 ini agaknya istilah rangkap tugas bukanlah sesuatu yang asing. Seorang pekerja harus bisa multitasking. Apa sebabnya tak lain karena semakin besarnya persaingan membuat kue yang didapatkan perusahaan semakin kecil. Oleh karena kuenya semakin kecil maka secara otomatis jumlah karyawan pun harus disesuaikan. Rasionalisasi.

Sementara kalau dilihat dari item pekerjaan tidak berkurang alias sama saja.

Sedikit orang harus dapat mengerjakan banyak hal (multitasking). Terbalik dengan asas terdahulu yakni banyak orang mengerjakan sedikit hal (gotong-royong). Kedua asas ini berlaku  pada jamannya masing-masing. 

Memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Jangan terlalu berharap pada asas gotong-royong memperoleh penghasilan tinggi, kendati pada asas multitasking pun tidak selamanya  menjamin penghasilan yang tinggi.

Jadi bila dipertanyakan, “Apakah perlu memamerkan keahlian lebih di tempat kerja?” maka dengan spontan saya jawab TIDAK PERLU. Tidak perlu Anda memamerkan keahlian apa pun di tempat kerja karena sebelum Anda memamerkannya Anda terlebih dahulu sudah dituntut untuk itu.

Pertanyaannya, “Bagaimana jika tidak mampu? “Anda akan terdisrupsi oleh jaman seperti tulisan saya pada https://www.kompasiana.com/doharman/6120434031a28760f21ba5b2/disruptor-ada-di-sekitar-anda  dan di   https://www.kompasiana.com/doharman/612328c206310e341504b113/kargo-laut-tak-luput-disruptor 

Bagaikan tukang ojek konvensional yang mangka di mulut gang, bagaikan taksi konvensional, bagaikan HP BlackBerry dan Nokia yang canggih, atau bagaikan Kargo laut jumbo yang harus dipanaskan setiap hari di dermaga akibat tidak ada muatan?

Ini adalah salah satu disrupsi yang mau tidak mau harus diterima oleh para pekerja sekalian. Pernahkah terpikir oleh Anda ketika petugas jalan tol digantikan oleh mesin? Atau pernahkah terpikir oleh Anda bahwa teknologo fintech, ATM, dan Internet banking telah membuat karyawan bank tidak perlu banyak-banyak? Bagaimana bank kekinian bisa beroperasi jika seorang karyawan hanya bisa melakukan satu jenis pekerjaan saja? Apakah seorang yang hanya bisa menjaga pintu tol bisa menjalankan bisnis kekinian  PT JASA MARGA?

Bisa saja pada pagi hingga siang hari serang teller sebuah bank berada di front office melayani nasabah. Namun sore hari bertugas menjadi kredit analis. Seorang Account Oficer bertugas menemui nasabah, dan sore harinya bertugas sebagai tenaga administrasi.

Double Job bukanlah suatu keharusan namun lebih kepada tuntutan jaman. Maka bagi Anda yang memiliki keahlian lebih bersyukurlah karena Anda akan bertahan lebih lama ketimbang rekan Anda yang hanya bisa mengerjakan satu keahlian saja. Ketika ditugaskan pada pekerjaan yang sedikit berbeda langsung mengeluh dan tidak produktif. Sikap demikian tidak relevan lagi pada saat ini.

Berikut ini adalah cerita seorang staff di salah satu perusahaan yang menerapkan pola manajemen kekinian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline