Lihat ke Halaman Asli

Doharman Sitopu

Manajemen dan Motivasi

Kemerdekaan, Dulu dan Sekarang (Part 2)

Diperbarui: 18 Agustus 2021   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Melihat antusiasme pembaca sekalian pada tulisan di saya sebelumnya (link di sini), maka saya akan lanjutkan lagi tulisan ini dengan judul yang sama.

Mumpung masih dalam momen kemerdekaan ada baiknya kita melakukan kontemplasi sederhana namun bermakna dalam dan mencerahkan. Baiklah kita mulai, ya!

Dulu, sewaktu saya masih bersekolah SMA di Bandung  yang saya tunggu tunggu khususnya di akhir bulan adalah Wessel Pos dari orang tua. Melalui media Wessel Pos yang nota bene sebuah produk dari Kantor Pos inilah uang bulanan dikirim orang tua dari kampung di Sumatera Utara sana. 

Tak jarang pula kedatangan Wessel Pos ini ditemani sebuah surat yang berisi petuah-petitih dari orang tua. Kebetulan Ayah saya seorang guru, jadi masalah urusan tulis menulis bukanlah masalah bagi dia. Bahkan di kolom Wessel pos pun selalu dia manfaatkan untuk berkabar kepada saya. 

Setidaknya berkabar bahwa mereka sehat sehat saja di kampung. (wah, jadi curhat nih saya...gpp ya sedikit bernostalgia , biar makna kemerdekaan ini semakin terasa).

Sekarang, sudah tersebar ribual mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di mana mana. Jadi tak perlu lagi repot-repot seperti Ayah saya ke kantor pos. 

Cukup pergi ke ATM terdekat. Bahkan dewasa ini, berbeda dengan ATM yang mana mengharuskan kita memiliki Rekening di sebuah bank, model pengiriman uang seperti BRIVA, DANA, GOPAY, OVO,LINKAJA cukup dengan nomor handphone saja. Wuih, makin canggih ya!

Dulu, setiap kali saya mengintip kedatangan surat atau Wessel Pos dari orang tua di kantor Tata Usaha sekolah, selalu terdengar bunyi cetak-cetuk . Bunyi apakah gerangan itu? Ya, tak lain bunyi dari mesin ketik staff Tata Usaha sekolah yang sedang bekerja. Bunyi itu sangat khas layaknya musik yang mengiringi keseharian kantor itu. (iramanya seperti musik JAZZ, lho)  . 

Dari kejauhan saja kita mendengan bunyi itu, kita sudah tahu bahwa di sana ada aktifitas tata usaha, setidaknya memberitahu kita Sang tata usaha hadir.

Sekarang, bunyi demikian sudah tidak ada karena semua staff administrasi baik di sekolah maupun di kantor-kantor sudah menggunakan keyboard PC atau Laptop, bahkan Virtual keyboard seperti Tablet.

Dulu, kehadiran seorang wartawan sangatlah mudah dikenali. Bilamana orang itu membawa kamera dapatlah dipastikan seorang wartawan, atau setidaknya juru foto. Mengapa demikian karena hanya kedua professi itu yang memiliki dan membawa kamera kemana-mana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline