Lihat ke Halaman Asli

Doharman Sitopu

Manajemen dan Motivasi

Bad News is Good news

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_71825" align="alignleft" width="285" caption="Kontradiksi"][/caption]

Kabar buruk adalah berita yang bagus. Judul tulisan ini merupakan adagium yang sering kita dengar. Namun walaupun begitu, entah mengapa Ia menggelitik perasaan saya dalam beberapa hari ini. Coba kita lihat, nggak usah jauh-jauh, di lingkungan kita berada. Asal judul pembicaraan atau pemberitaannya menyangkut korupsi, penyelewengan hukum, ketidak adilan seperti kasus Prita, tidak adanya kontribusi Barrack Obama buat Indonesia selaku orang yang pernah tinggal di Indonesia, Kasus Bank Century, atau kasus KPK yang berbulan-bulan mendominasi pemberitaan, dan lain-lain dan seterusnya…pastilah “Hot” untuk dibahas.

Inti dari semua pemberitaan itu adalah “Bad News” yang kadang-kadang dibumbui oleh sensasi yang dilebih-lebihkan, untuk menarik perhatian. Atau kita juga tidak sadar, kalau di dalam berita-berita buruk tersebut telah diselipkan juga pemanis yang berupa gossip. Namanya juga gossip (digosok makin siip), namun dengan ketidak adaan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, maka berita itu akan masuk dalam kategori bad news.

Sudah sifat naluriah manusia barang kali, untuk cenderung menyenangi berita yang berbau gossip, sensasi, ataupun kabar buruk lainya. Lihat saja kabar perceraian para selebritis, laris manis apa bila ditaruh pada Headline sebuah media. Cermati juga kabar yang disampaikan oleh Film 2012 yang sensasional itu. Begitu ada tulisan yang berbau 2012, pastilah menarik perhatian para pemirsa dan pembaca media.

Lain halnya, apabila sebuah pemberitaan yang mengisahkan kebaikan orang lain, atau sebuah organisasi. Sangatlah sulit untuk merebak ke seantero kita. Di sinilah berlaku kebalikan dari judul ini, yaitu Good News is Bad News. Kabar baik adalah kabar buruk, yaitu tidak begitu menarik, apalagi dilihat dari sisi bisnis. Entah karena apa. Tapi coba kita taruh sedikit kata-kata sensasional di dalamnya, pembaca pun akan tertarik bak semut mengerumuni gula. Sesegera mungkin mereka akan mengonsumsi berita itu dengan lahapnya.

Pembaca sekalian, hendaknya kita tidak termasuk di dalam kalangan yang saya ceritakan di atas. Kebenaran adalah kebenaran. Ia akan teruji pada akhirnya, hanya waktu jua yang akan membuktikanya. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan minat dan apresiasi kita terhadap kabar baik, yang walaupun ia tidak dibumbui oleh berita-berita yang sensasional, tidak dibubuhi gossip dan kabar buruk lainya. Yakinlah suatu saat pemikiran kita akan lebih positif dan produktif.

Akhir kata, saya ucapkan selamat menggemari Good News.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline