Melihat perkembangan wabah Covid-19 di Indonesia, tampaknya situasi bisnis masih gelap dan unpredictable. Prediksi paling masuk akal, situasi ini akan kembali normal setelah lebaran, atau di bulan Juni 2020.
Mengacu pada status tanggap darurat yang dirilis oleh pemerintah, maka situasi ini akan diharapkan berakhir pada 29 Mei 2020. Tentu dengan catatan, jumlah penderita Covid-19 turun atau berhenti dan tingkat kesembuhan naik tinggi.
Jika skenario ini tidak terwujud maka dipastikan akan diperpanjang tidak tahu sampai kapan. Inggris sudah meprediksi, lock down yang dilakukan akan memakan waktu hingga 6 bulan kedepan.
Pada saat artikel ini jumlah pasien positif terinfeksi virus corona (Covid-19) di Indonesia, per 1 April, mencapai 1.677 kasus. Dari jumlah itu, korban meninggal mencapai 157 jiwa, dan jumlah yang sembuh 103 orang.
Data tambahan lain ribuan orang sudah curi star mudik ke daerah Jabar, Jatim, Jateng dari Jakarta. Sejumlah perusahaan sudah tutup, sebagaim kantor Bank nasional tutup dan hanya beberapa yang buka operasional. Di sektor industri , Honda sudah memutuskan untuk berhenti produksi mobil dalam 14 hari.
Kembali ke judul artikel ini, bisnis apa yang cocok di saat era wabah covid-19 ini? Pada prinsipnya semua bisnis itu lahir ketika ada masalah timbul. Bisnis yang berbasis pada kebutuhan banyak orang rata-rata akan sukses dan meraup omzet yang tinggi terlepas dari berapa lama perusahaan itu bertahan atau ketika kebutuhan orang itu berakhir.
1. Bisnis Aplikasi Meeting online
Anjuran Phisical Distancing berakibat perubahan yang nyata pada pertemuan-pertemuan atau rapat. Yang mendapatkan berkah dari wabah ini tentu adalah para developer aplikasi meeting online. Bahkan data skype bisnis menunjukkan adanya kenaikan signifikan.
Pada data yang dimiliki Skype, terlihat bahwa peningkatan aktivitas pada aplikasi melonjak hingga menyentuh angka 70 persen. Angka tersebut didapatkan oleh perusahaan hanya dalam waktu beberapa minggu saja.
Jika dikonversi menjadi angka riil, maka jumlah Skype saat ini bertambah hingga 40 juta pengguna harian, seperti yang Nextren rangkum dari MobileSyrup.
Masih banyak aplikasi lain yang berkembang pesat seperti zoom, join me dan lainya. Disinilah peluang emas bagi developer lokal untuk mengembangkan aplikasi serupa dengan lebih menekan pendekatan lokal khas Indonesia sehingga tidak dikuasai developer asing.