Detik-detik dimana rasisme kulit hitam di hapuskan oleh presiden Abraham Lincoln saat itulah munculnya sebersit harapan yang membumbung dari kaum afrika-amerika untuk dapat hidup lebih layak tanpa harus dipekerjakan sperti budak di negeri kelahirannya. hal ini terus berkembang dengan puncaknya pada tahun 2009 dimana terpilihnya satu dari beberapa juta kulit hitam untuk memimpin negara adidaya terkuat dan termakmur di dunia itu. Ya barrack obama menjadi tonggak berdirinya supremasi orang kulit hitam tidak hanya di Amerika tetapi juga di dunia.
Tetapi keadaan yang terjadi di Amerika berbeda sekali dengan di Indonesia. Papua adalah wilayah dimana mayoritas penduduknya adalah berkulit hitam. Sudah lebih ratusan tahun yang lalu Papua menjadi bagian dari suka dukanya sejarah Indonesia, sampai itu di formilkan sekitar tujuh puluh tahun lalu dimana masyarakat papua memilih untuk menjadi bagian di dalam kebangsaan Indonesia.
Tetapi dengan jangka waktu selama itu papua di bandingkan dengan wilayah-wilayah yang lain terasa sangat kurang dilirik baik oleh pemerintah maupun oleh warga masyarakat yang berbeda pulau. Kesenjangan sosial masih sangat terasa kepada rakyat papua yang menghuni pulau bagian paling barat indonesia itu. Secara tidak langsung papua serasa di jauhi oleh semua hal yang berbau keindonesiaan.
Sampai sekarang papua hanya di kenal karena sumber daya alamnya yang berlimpah. Dengan didominasi oleh hutan tropis, daerah Papua memberikan banyak hasil alam yang dapat dimakan atau di olah untuk dijadikan bahan baku. Hasil tambangnya tidak perlu ditanya lagi, Pt Freeport mengeruk ratusan trilliun dolar setiap tahunnya dikarenakan berlimpahnya tambang emas dan batu mulia lainnya didasar tanah papua yang kaya. Tetapi eksploitasi alam yang berkembang terus-menerus di papua bukan mengarahkannya menjadi lebih kaya tetapi malah mengantarkannya ke dalam pengerusakan alam yang sebentar lagi akan di rasakan bukan oleh si pengeruk keuntungan tetapi oleh mereka yang tinggal di sana.
Aura papua bukanlah aura kemerdekaan dari sebuah provinsi yang begitu diperjuangkan oleh para pahlawan perjuangan di masa yang lalu tetapi lebih seperti aura anak tiri yang dipekerjakan atau bagaikan sapi tua yang terus diperah susunya sampai mati.
Tetapi pada waktunya sumber daya yang di miliki oleh alam pada akhirnya akan habis juga. Produksi massal dari perusahaan-perusahaan perkebunan dan pertambangan, tidak adanya sustainable pembangunan dari apa yang diambil atau dirusak, ditambah dengan ketidakpedulian dari pemerintah kepada Papua dapat membuat kegemilangan dari melimpahnya alam Papua yang terus di gempar-gemporkan bisa jadi akan habis dan tidak akan dinikmati oleh para penerus-penerus orang Papua kelak.
Sudah waktunya pemerintah memperbaiki masalah tersebut. Masalah dari bangsa Papua sebenarnya bukan berasal dari bagaimana kita mengolah sumber daya alamnya, tetapi bagaimana kita mengeluarkan potensi dari para manusia yang tinggal di dalamnya. Alih-alih memberikan sumbangan atau bantuan ekonomi yang terkadang hanya setengah sampai di tangan orang Papua yang membutuhkan, negara lebih baik memberikan alokasi pendidikan bagi warga Papua. Tanah yang begitu subur dan luas yang dipunyai orang Papua tidak akan pernah di dayakan apabila orang Papua sendiri tidak mengerti atau tidak punya pendidikan untuk dapat melakukannya. Dengan pendidikan dan pelatihan yang bisa dimanfaatkan untuk dapat mengolah tanah mereka sendiri maka kemiskinan yang terjadi saat ini di Papua mungkin dapat terkikis sedikit.
Yang kedua adalah pemanfaatan orang Papua di sektor-sektor penting di negara kita. Dengan munculnya para ksatria-ksatria hitam di setiap institusi pemerintahan kita, di ratusan perusahaan-perusahaan besar bergedung tinggi di Jakarta, di universitas-universitas terbaik di Indonesia, atau pemanfaatan orang-orang Papua yang diwariskan otot dan fisik yang kuat dari nenek moyangnya di setiap lini sektor-sektor olahraga di Indonesia bisa dapat dapat meningkatkan derajat dari orang Papua itu sendiri.
Intinya adalah sudah waktunya kita tidak terpaku dengan SDA yang dipunyai oleh pulau Papua tetapi mari kita tingkatkan pemanfaatan dari masyarakat Papua yang mempunyai potensi untuk dapat memajukan negara Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H