Lihat ke Halaman Asli

MOH. RIDHO ILAHI ROBBI

Anda bertemu dengan sebuah tulisan yang dikarang dengan pikiran dan ditulis menggunakan perasaan.

6 & 9 Enam dan Sembilan

Diperbarui: 27 Mei 2024   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi penulis


Di sebuah kota kecil yang damai, hidup dua sahabat bernama Arif dan Budi. Meskipun tinggal di lingkungan yang sama, nasib mereka berubah drastis akibat tindakan sederhana yang melibatkan dua makhluk kecil: kecoak dan kupu-kupu.

Arif Sang Pahlawan

Arif adalah seorang pria yang rajin dan peduli dengan kebersihan rumahnya. Suatu hari, ketika sedang membersihkan dapur, ia menemukan seekor kecoak besar berlari di lantai. Tanpa ragu, ia mengambil sapu dan dengan cepat membunuh kecoak tersebut. Tetangga yang melihat kejadian itu bersorak dan memuji Arif.

"Hebat, Arif! Kau telah menyelamatkan kita dari kecoak yang menjijikkan itu," kata salah seorang tetangga.

Sejak saat itu, Arif dikenal sebagai pahlawan di lingkungannya. Ia dianggap berjasa karena telah menghilangkan ancaman kesehatan dan kebersihan dari rumah mereka. Setiap kali ada masalah serangga di sekitar, Arif selalu dipanggil untuk menyingkirkan mereka. Reputasinya sebagai pelindung lingkungan semakin menguat, dan ia mendapatkan banyak penghargaan dari warga setempat.

Budi Sang Penjahat

Di sisi lain, sahabat Arif, Budi, memiliki pengalaman yang sangat berbeda. Budi adalah seorang pecinta alam yang sering menikmati waktu luangnya dengan berjalan-jalan di taman dan mengamati kupu-kupu. Suatu hari, ketika sedang berjalan-jalan, ia melihat seekor kupu-kupu yang cantik hinggap di tangannya. Dengan iseng, tanpa alasan yang jelas, ia menepuk kupu-kupu itu hingga mati.

Kejadian ini dilihat oleh sekelompok anak-anak yang sedang bermain di taman. Mereka menangis dan melaporkan tindakan Budi kepada orang tua mereka. Berita tentang Budi yang membunuh kupu-kupu dengan cepat menyebar, dan masyarakat mulai mencapnya sebagai orang kejam.

"Bagaimana bisa kau membunuh makhluk yang begitu indah dan tak bersalah?" tanya seorang ibu dengan marah.

Budi menjadi bahan pembicaraan di lingkungan tersebut. Ia dianggap sebagai penjahat yang tidak menghargai kehidupan dan keindahan alam. Orang-orang mulai menghindarinya, dan reputasinya hancur dalam sekejap. Tak ada lagi yang ingin bergaul dengannya, dan ia merasakan kesepian yang mendalam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline