Lihat ke Halaman Asli

MOH. RIDHO ILAHI ROBBI

Anda bertemu dengan sebuah tulisan yang dikarang dengan pikiran dan ditulis menggunakan perasaan.

Setulus Cinta Iblis pada Tuhannya

Diperbarui: 5 Februari 2024   17:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Ketika membahas cinta mungkin saja kita akan berfikir bagaimana nikmatnya ketika seseorang bercinta. Namun sayangnya, kebanyakan dari kita menganggap bahwa cinta hanya sekedar rasa suka dan rasa untuk memiliki. Padahal, rasa cinta dan rasa suka adalah sesuatu yang sangat berbeda. "Ketika kita menyukai bunga, maka kita akan memetiknya lalu memajang di depan teras rumah, namun ketika kita mencintai bunga maka kita akan merawat dan menyiraminya" kira-kira begitulah pendapat yang dikemukakan oleh Buddha tentang perbedaan antara rasa suka dan rasa cinta.

Dalam sebuah buku yang berjudul "Iblis menggugat tuhan" karya dari Shawni, terdapat sebuah pandangan yang sangat menakjubkan tentang sebuah cinta. Pembahasannya cukup menarik dimana kita akan diperlihatkan sebuah gambaran tentang Cinta Iblis pada Tuhan. Sungguh sangat ironis bukan, benarkah iblis yang kita kenal termasuk makhluk yang terkutuk tapi ternyata dia juga mencintai tuhan.

Dalam beberapa pendapat yang diterangkan oleh ulama pada kitab klasik, jauh sebelum tuhan menciptakan Adam sebagai manusia pertama, ternyata Tuhan terlebih dahulu menciptakan "Nur Muhammad" atau cahaya Muhammad. Dari cahaya inilah tercipta makhluk tuhan yang lain, seperti malaikat, iblis dan semua makhluk langit. Ketika Jasad Adam diciptakan, iblis sudah mempelajari seluk beluk tubuh adam, bahkan iblis sangat hafal dengan jaringan organ dalam tubuh makhluk baru yakni adam. Singkat cerita, ketika Adam sudah ditiupkan ruh oleh Tuhannya dan melakukan beberapa tes pada semua makhluk langit, dengan sangat mudah Adam menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh tuhan kepadanya, sehingga untuk menghormati Adam, diperintahkan lah semua makhluk langit untuk bersujud pada Adam. Semuanya sangat tunduk dan patuh pada perintah tuhan, kecuali satu yakni sang Iblis.

Perlu kita ketahui, sebelum tuhan menciptakan jasad adam, tuhan memerintahkan kepada para makhluk langit untuk tidak sujud kepada selain diri-Nya. Dalam perintah tersebut, terdapat sebuah perbedaan dari perintah tuhan pada makhluknya yang bernama Iblis, tuhan memerintahkan kepada Iblis dengan perintah yang sangat jelas "apapun yang terjadi, jangan pernah bersujud kepada selain aku (Tuhan)". Lantas, ketika Iblis enggan untuk bersujud kepada Adam, apakah hal itu adalah sebuah kesalahan, atau justru adalah bentuk komitmen terhadap cintanya kepada tuhan?.

Sebagian manusia berpendapat bahwa cinta itu harus ada timbal balik, dalam arti bahwa ketika mencintai maka akan lebih nikmat jika yang dicintai membalas cinta kita. Sayangnya hal itu bukanlah cinta sejati, melainkan hanya sekedar transaksi. Cinta sejati adalah bagaimana kita bisa patuh kepada sosok yang kita cintai, dan kita tidak butuh alasan terhadap rasa cinta itu sendiri. Ibarat obat terlarang, cinta adalah narkoba yang membuat seseorang yang merasakannya menjadi ketergantungan. 

Dalam mencintai tuhan, manusia dengan sombongnya masih berharap sesuatu ketika mengerjakan perintah tuhan. Dengan tanpa rasa malu, manusia masih mengharapkan "imbalan" yakni surga. Tak jarang, manusia menganggap bahwa iblis dan syaitan adalah makhluk kutukan yang harus dihinakan dan tak pantas menjadi hamba tuhan, mereka menganggap bahwa hanya hamba yang taat pada Tuhanlah yang berhak untuk menjadi hamba. Mereka lupa, bahwa hal itu secara tidak langsung justru menghina kebesaran tuhan. Tidakkah kita lupa bahwa iblis juga diciptakan oleh tuhan? Lalu, apakah kita akan menganggap bahwa produk tuhan yang bernama iblis adalah produk gagal, sangat lucu sekali jika tuhan "gagal".

Seringkali terlintas dalam benak kita tentang pertanyaan "jika semua ciptaan Tuhan pasti ada manfaatnya, lantas, apa manfaat dari menciptakan iblis?" Sungguh pertanyaan demikian sangat mungkin terjadi.

Iblis adalah makhluk yang sangat murni dalam mencintai tuhan. Dia adalah makhluk yang rela di cap sebagai makhluk kutukan demi melakukan perintah tuhan untuk tidak sujud kepada selain-Nya. Iblis juga berperan sebagai tim penguji yang diutus untuk melihat seberapa patuhnya manusia pada perintah tuhan. 

Tuhan sendiri memiliki Surga dan Neraka yang akan digunakan sebagai "Hadiah" dari apa yang telah dilakukan oleh hambanya di dunia. Iblis sendiri memperoleh kehormatan untuk mendapatkan tempat Neraka jahanam, yang memang dipersiapkan langsung oleh tuhan. Lantas, apa sebenarnya Surga dan neraka itu?. Jika kita telaah, Surga dan neraka ibarat makanan favorit. Jika ada seseorang yang menyukai ayam maka hal itu ibarat surga (nikmat) baginya, tapi jika dia memakan tahu tempe, maka dia akan menganggap hal itu sebagai neraka (ujian). Begitupula sebaliknya, jika ada seseorang yang menyukai tahu tempe, maka dengan memakan hal itu, dia akan merasakan surga (nikmat), justru ketika dia memakan ayam dia akan merasakan neraka (ujian).

Maha Besar Tuhan semesta alam, Dia memiliki sifat yang mutlak bagi diriNya sehingga, Surga ataupun neraka yang diberikan pada hambanya, itu murni tergantung diriNya. Dari sinilah kita akan paham bahwa jika hanya surga dan neraka yang kita harapkan, maka itu adalah kesalahan dalam memilih tujuan. Secara sederhana, serajin apapun kita beribadah namun jika tuhan akan memasukkan kita pada neraka, lalu kita bisa apa?. Toh, semuanya termasuk kita adalah milik tuhan. Jadi, masihkah kita menganggap bahwa cinta kita pada tuhan diatas iblis?, atau justru dari iblis lah kita akan belajar apa itu cinta. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline