Lihat ke Halaman Asli

MOH. RIDHO ILAHI ROBBI

Anda bertemu dengan sebuah tulisan yang dikarang dengan pikiran dan ditulis menggunakan perasaan.

Hama Itu Bernama Manusia

Diperbarui: 11 Desember 2023   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di dunia yang semakin maju seperti saat ini, membuat populasi manusia semakin meningkat. Hal ini bisa menjadi dampak positif dan negatif bagi planet yang kita tinggali ini. Sebab, semakin banyaknya manusia maka bumi harus menyediakan kebutuhan untuk menunjang kehidupan makhluk hidup yang ada. Di sebuah planet bernama bumi ini, tentusaja bukan hanya manusia makhluk satu-satunya yang hidup, terdapat banyak sekali spesies hewan yang juga hidup di bumi. Namun, sayangnya keserakahan manusia membuat hewan itu menjadi punah.

Kenaikan jumlah populasi manusia yang semakin banyak, menjadi masalah tersendiri, karena dengan bertambahnya populasi manusia, banyak sekali pepohonan yang harus menjadi korban Untuk dijadikan sebagai tempat tinggal. Bukan hanya itu saja, lahan-lahan yang digunakan sebagai tempat menanam makanan manusia juga kerap kali membuat hutan yang dulunya lebat kini menjadi gundul. Dengan seenaknya manusia menganggap hewan yang merusak tanaman yang mereka tanam sebagai hama, padahal justru yang menjadi hama adalah manusia itu sendiri.

Sebab dari keserakahan manusia, terkadang mereka sampai harus membunuh satu sama lain dengan alasan untuk mempertahankan sumber daya alam yang ingin mereka kuasai. Perang ini sejatinya bisa menjadi positif, karena dengan manusia yang saling membunuh satu sama lain, maka populasi manusia bisa berkurang dengan sangat drastis.

Peperangan juga menjadi keuntungan tersendiri bagi "para elit". Dalam ilmu ekonomi kita mengenal sebuah istilah Supply dan demand. Jika permintaan akan suatu barang meningkat maka hal itu sangat baik bagi perusahaan. Bahkan, terkadang "permintaan itu harus mereka ciptakan". Peperangan tentunya membutuhkan senjata, dan senjata itu akan terus di produksi jika permintaan akan senjata terus naik. 

Maksud dan tujuan dari senjata, pada awalnya adalah untuk memburu hewan guna dijadikan santapan. Seiring berjalannya waktu, senjata berubah fungsi sebagai alat perlindungan diri bagi manusia, dan sekarang, senjata adalah sebuah bisnis yang sangat menguntungkan.

Ketika kita melihat sejarah peradaban manusia, kita melihat sebuah fakta yang menunjukkan bahwa banyak sekali peperangan yang dialami oleh manusia. Manusia mengalami masa damai tidak lebih dari 50 tahun. Hal itu yang membuat saya sangat yakin bahwa yang benar-benar Hama adalah manusia itu sendiri.

Alam bisa hidup tanpa manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa alam. Kita mungkin saja menyepelekan hal ini, karena yang ada dalam otak kita hanyalah keuntungan dan keserakahan. Namun, jika hewan terakhir sudah punah, sumber air terakhir sudah kering, tumbuhan terakhir sudah mati, kita baru akan menyadari betapa butuhnya kita pada alam ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline