Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Guru

Diperbarui: 25 November 2015   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

25 November menjadi hari Guru Nasional.

Those who cannot do, teach.

Frase diatas selalu menghantui guru. Cap bahwa mereka yang tidak mampu melakukan akan mengajar. Sehingga mereka-mereka yang dianggap tidak kompeten, sebaiknya menjadi guru (termasuk saya). Gagal? tidak kompeten? tidak mampu? wah wah negatif sekali seorang guru. 

Menurut saya sih ya, apalagi sejak saya jadi dosen nih, frase diatas gak cocok sih. Menurut saya harusnya: Those who teach, must do.

Maksudnya? ya akademisi tidak boleh memisahkan diri dari industri, in order to teach well, ya the teacher must do. Misalkan saya mengajar pembuatan film, tapi saya tidak mengupdate pengetahuan saya tentang kamera (yang berkembang sangat pesat), ya saya tidak akan bisa mengajar dengan "benar". Bisa saja anda berujar, ya Dosen musti sering baca buku untuk update ilmu. Well not really, tanpa memegang, menggunakan, mengulik kamera tersebut, ilmu yang mampu saya ajarkan ya hanya sebatas kulit luar saja. Ada hal-hal yang memang harus dilakukan (DO) untuk mendapatkan pengetahuannya, tanpa DO, ya tidak lengkap ilmu saya, apalagi untuk transfer knowledge ke siswa-siswinya.

Apakah ini berarti dosen harus double job? menyeimbangkan antara profesional dan akademisi? Wah susah ya, saya pernah mencoba hal ini sekitar 2 tahun, dan ternyata tidak menyenangkan melakukan 2 hal ini secara bersamaan. Pada akhirnya saya memilih untuk mengajar saja. Saya sendiri ingin selalu dekat dengan industri, namun semakin lama saya berada di institusi pendidikan, semakin jauh saya dengan dunia industri. Kondisi ini bukan sebuah kondisi yang sempurna. Pencapaian "Those who teach, must do" semakin jauh dari harapan.

Bagaimana solusinya? bagaimana dosen selalu update tanpa meninggalkan kampus? Sadly, saya belum mempunyai solusinya.

Mengundang profesional ke kampus, melakukan kunjungan ke industri, diskusi dengan pelaku bisnis, membuat workshop, bedah buku, dll. Hal-hal ini bisa menjadi jembatan antara akademisi dan industri, tapi masih jauh dari sempurna.

Bagaimana menurut anda?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline