Beberapa minggu lalu saya mendapatkan paket kiriman dari Komunitas Buku 33 Tan96uh IPB yang berjudul "Catatan NOS talgia Angkatan 33 IPB" yang menghimpun berbagai kisah, kasih, suka dan duka selama menjalani perkuliahan di IPB oleh 33 alumni angkatan 33 (Tahun 1996) dengan tema menghimpun yang terserak (Dini Khalisyah Nasution).
Saya sendiri merupakan alumni jurusan kimia dan kisah kami di buku ini diwakili oleh Tri wahyuni yang menuangkan pengalamannya dengan judul "Persahabatan yang Kurindukan" (hal. 438-458).
Yuni, begitu nama panggilannya, memulai cerita dari hari pertama OSPEK, perkuliahan TPB (Tingkat Persiapan Bersama) sampai praktikum-praktikum Kimia serta organisasi kampus yang banyak diikuti. Tidak lupa Yuni menceritakan dosen dan karakter teman-teman serta jalan-jalan seru satu angkatan.
Saya jadi teringat pengalaman yang tidak terlupakan selama periode ujian TPB di Ruangan P, Takol, Baranangsiang, yaitu dikeluarkan dari ruangan ketika sedang ujian berlangsung oleh pengawas karena menggunakan kaos polos tanpa kerah !!!! dan harus mengganti dengan baju berkerah kalau mau melanjutkan ujiannya.
Memang sehari-hari selama kuliah saya biasa menggunakan kaos polos dan celana jeans. Lupa ada aturan bahwa selama ujian harus memakai baju berkerah (mungkin ada pengaruh ke nilainya). Mau pulang dan ganti baju dikosan tidak memungkinkan karena lumayan jauh dari kampus, butuh 30 menit sendiri.
Saya terus mencoba minta teman yang sedang menunggu giliran ujian untuk membantu tukaran baju, tetapi tidak berhasil juga. Akhirnya pergi ke tempat jajanan di DPR (dibawah pohon rindang) dan memohon kepada Mas penjual Mie Ayam untuk tukaran baju -- kebetulan dia memakai baju kemeja berkerah -- Untungnya dia mau membantu untuk tukaran baju dan saya akhirnya bisa melanjutkan kembali kuliah dengan aroma Mie Ayam yang semerbak :).
Bogor, 26 Februari 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H