Lihat ke Halaman Asli

Dodi Kurniawan

Simplex veri sigillum

Nirvana: Nirwana dalam Bayangan Para Penempuh Samsara

Diperbarui: 14 September 2024   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa album Nirvana: Nevermind (1991), Incesticide (1992), In Utero (1993), dan Nirvana MTV Unplugged in New York (1994) | KOMPAS/HERLAMBANG JALUARDI

Redaksi judul tulisan kali ini bernuansa Buddhisme. Saya tidak bermaksud memasuki ranah agamawi. Saya hanya mencoba melakukan pendekatan kebahasaan murni.

Setelah dua pekan berlalu dari tulisan terakhir di Kompasiana. Puasa menulis karena berturut-turutnya kegiatan ke luar kota di akhir pekan memaksa kesempatan menulis diinterupsi menurunnya kesehatan akibat penurunan stamina. Tubuh memberikan sinyal bahwa sang pemiliknya harus rehat sejenak. Otak pun bersepekat. Ia berhiatus dari memberikan ide tulisan. Ia hanya merespon secara standar seputar tugas harian yang sudah berjalan lebih dari 24 tahun saya jalani.

Saat rehat untuk memulihkan vitalitas. Selain mendaras genre musik jazz Gypsy yang dalam dua tahun terakhir ini saya akrabi, kenangan musikal mengingatkan kembali kepada sebuah band yang mulai saya kenal tepat satu tahun selepas lulus SMA tahun 1991. 

Nirvana, sebuah band beranggotakan Kurt Cobain, Krist Novoselic dan Dave Grohl yang umum dikategorikan sebagai pengusung genre musik grunge - sebuah genre yang seperti halnya jazz tidak disukai oleh para musisi yang kepada mereka genre tersebut diatribusikan - dengan album Nevermind-nya mewarnai dekade akhir dari milenium pertama. Salah satu dekade paling dramatis dalam hidup saya. Istilah keren Y2K alias tahun 2000 menjadi penanda awal lahirnya milenium kedua. Nirvana menemani sepuluh tahun terakhir di ujung milenium yang saya jalani 29 tahun tersebut. 

Kembali kepada ketidaksukaan band-band asal Seattle terhadap sebutan grunge diungkapkan laman Northest Passage sebagai "Jangan harap para musisi akan bangga menjadi anggota klub sembari membawa kartu anggota."   

Nirvana, begitu kata nirwana dilafalkan dalam bahasa Inggris. Imbuhan depan nir- dalam bahasa Sanskerta berarti "tanpa". Menurut Steven Collins dalam Nirvana: Concept, Imagery, Narrative, kata vana (wana) berarti nafsu. Sehingga, kata nirwana secara sederhana berarti keadaan tanpa nafsu, yakni terbebas dari hawa nafsu. Kata-kata lainnya yang mengandung prefiks nir- antara lain: nirmana (tanpa bentuk), nirmala (tanpa cela), nirlaba (non-profit), nirmassa (tanpa massa), nirkala (tanpa waktu) dan banyak lagi. 

Ilustrasi kaset/nirvana.com

Nirvana dan Era 90an

Saat mendekati akhir masa perkuliahan tahun 1995-1996, dengan mulai dikenalnya internet, upaya mengenal apa yang ingin kita ketahui tidak lagi terlalu mengandalkan majalah musik atau berita musik lewat tv. 

Sebagai warga generasi X, saya merasakan masa-masa awal era yang melahirkan generasi Y yang kemudian dikenal sebagai generasi milenial. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline