Lihat ke Halaman Asli

Dodi Kurniawan

Simplex veri sigillum

Agustus: Sebuah Upaya Menalar Hal yang Dianggap Kaprah

Diperbarui: 23 Agustus 2024   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Agustus https://parenting.firstcry.com/

Saat bulan kemerdekaan Indonesia menyisakan kurang dari 10 hari lagi, tergoda untuk mencari-cari tahu sedikit tentang asal-usul nama bulan ke-8 dalam kalender Masehi ini.

Nama bulan Agustus, menurut Britannica dan Dictionary, berasal dari kata Latin augustus, yang berarti "disucikan" atau "dimuliakan". Pada tahun 8 SM, Senat Romawi mengganti nama bulan keenam dalam setahun, Sextilis, menjadi Augustus untuk menghormati Kaisar Agustus, kaisar Romawi yang pertama. Kata augustus terkait dengan kata Latin augur, yang berarti "disucikan oleh augury" atau "keberuntungan". Augury adalah tindakan meramal, dan para augur adalah peramal resmi Romawi yang menentukan apakah para dewa Romawi menyetujui tindakan yang direncanakan.

Penamaan Bulan dan Hari Bangsa Romawi

Kalender Romawi awalnya memiliki 10 bulan, tetapi ketika Julius Caesar menguasai Roma, dia mengubah panjang beberapa bulan dan menambahkan beberapa bulan baru. Dia menambahkan Quintilis, yang kemudian menjadi Juli dan dinamai menurut namanya sendiri, dan Sextilis, yang kemudian menjadi Agustus dan dinamai menurut nama Augustus Caesar. Kalender Gregorian didasarkan pada kalender Julius Caesar.

Jadi, pada awalnya kalender Romawi hanya memiliki 10 bulan saat Raja Romulus berkuasa, sekira tahun 753 SM. Kalender tersebut didasarkan pada siklus bulan dan tahun pertanian. Sementara penahunan dimulai pada bulan Maret dan berakhir pada bulan Desember. 

Kesepuluh bulan tersebut adalah: Martius (31 hari, mengikuti nama dewa Mars Romawi), Aprilis (30 hari, dari nama dewi Aphrodite), Maius (31 hari, dari nama Maia), Junius (30 hari, dari nama Juno), Quintilis (31 hari, bulan kelima), Sextilis (30 hari, bulan keenam), September (30 hari,bulan ketujuh), October (31 hari, bulan kedelapan), November (30 hari, dari kata novem, yang dalam bahasa Latin berarti "sembilan"), dan December (30 hari, dinamai decem, yang berarti "sepuluh" dalam bahasa Latin.

Nama-nama bulan dalam kalender Romawi kuno, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber, berasal dari nama dewa-dewa Romawi, festival, dan kata-kata Latin:

Januari: Dinamai berdasarkan nama Janus, dewa Romawi dengan dua wajah yang dapat melihat masa lalu dan masa depan.
Februari: Dinamai berdasarkan festival pemurnian Romawi kuno yang disebut Februa.
Maret: Dinamai Mars, dewa perang Romawi, karena bulan ini adalah bulan dimulainya kembali kampanye militer aktif.
April: Diambil dari kata Latin aperire, yang berarti “membuka”, merujuk pada kuncup bunga yang mulai bermekaran di musim semi.
Juni: Dinamai dari nama Juno, dewi pernikahan dan persalinan Romawi.
Juli dan Agustus: Dinamai dari dua tokoh utama dunia Romawi kuno: Julius Caesar dan Augustus.
Quintilis, Sextilis, September, Oktober, November, dan Desember: Bulan-bulan ini adalah kata sifat kuno yang dibentuk dari angka ordinal dari 5 hingga 10.

Kalender Romawi pada awalnya dibagi menjadi empat musim, masing-masing dengan jumlah hari yang berbeda:

1. Musim dingin: 90 hari, terdiri dari Januari, Februari, dan Maret

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline