Lihat ke Halaman Asli

Dodi Kurniawan

Simplex veri sigillum

Tiga Tembang untuk Alwahidians Tersayang (3)

Diperbarui: 18 Maret 2023   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

youtube.com

Tomorrow

Saya tidak terlalu suka lagu-lagu komersial. Atau acara yang memanggungkan komersialisasi lagu atau bakat seperti American Idol atau American Got Talent. Menyebalkan kadang. Para juri yang sudah kepalang tersohor seringkali tidak lebih berbakat daripada para pesertanya.  

Tapi satu hari tanpa sengaja saya melihat thumbnail di YouTube dengan tulisan Tomorrow Jimmie Herrod. Nama belakang Herrod yang pertama menarik perhatian. Sementara lagu Tomorrow nampaknya tidak telalu istimewa. Saya punya satu lagu favorit berjudul Tomorrow dari sebuah band rock asal Swedia, Europe.

Nama Herrod mengingatkan saya kepada raja Herodes yang tentangnya sekilas disebutkan saat membaca kisah penyaliban Nabi Isa a.s. Penulisan Herrod dengan huruf r yang ganda cukup mengganggu. Namun entah mengapa saya coba cari informasi tentang lagu tersebut. Penulis lagu yang dibawakan Jimmie Herrod tadi adalah Charles Strouse pada tahun 1977. Saya bahkan belum masuk SD saat lagu ini pertama kali dipopulerkan. Dan yang pasti radio  tua di rumah saya pun tidak pernah memutarkannya.  

Lirik Tomorrow membawa atmosfer optimisme meski dalam balutan harmoni sendu. Herrod berhasil membuktikan kesalahan Simon Cowel yang awalnya begitu meremehkan lagu ini dengan menyebutnya sebagai "My worst song in the world". Inilah yang saya maksudkan sebagai alasan ketidaksukaan saya terhadap programa komersialisasi bakat sebagaimana disebutkan sebelumnya.

Saya kutipkan bait awalnya dengan puitisasi terjemah versi saya sendiri:


The sun'll come out tomorrow
Bet your bottom dollar that tomorrow there'll be sun
Just thinking about tomorrow
Clears away the cobwebs and the sorrow 'til there's none

"Mentari 'kan terbit esok hari
Pastilah esok masih 'kan bermentari
Pikirkanlah tentang esok hari
Mengusir nestapa hingga tak ada lagi"

Sabtu, ini 18 Maret 2023 adalah akhir dari rangkaian perjalanan akademik Alwahidians di Al-Wahid. Selepas ini tinggal serangkaian kegiatan seremonial dan administratif. Linimasa akademik Alwahidians segera akan berpindah jalur. Dan jalur yang dimaksud, bagi sebagian dari Alwahidians akan segera dimulai dalam sepuluh hari kedepan, yaitu tanggal 28 Maret nanti.  

Saya, salah satu dari sekian guru yang mengisi hari-hari Alwahidians di almamater ini, sengaja menuangkan refleksi berupa tulisan dan mengasosiasikannya dengan lagu-lagu agar terabadikan dalam memori bunyi. Setidaknya ada refleksi yang saya persembahkan untuk Alwahidians 21 di akhir-akhir kebersamaan kita.

Besok, seragam Pramuka kita akan menyusul dua seragam sebelumnya yang sudah menyejarah. Hari ini adalah hari terakhir bagi Alwahidians berseragam. Besok adalah babak baru meskipun masih dalam bingkai masa SMA hingga Juni nanti. Tulisan pun berakhir di sini.

Al-Wahid, 18 Maret 2023

Salam Hari Esok!

Dodi Kurniawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline