Lihat ke Halaman Asli

Dodik Suprayogi

Independen

Gabah Dicuri, Warga Desa Perketat Ronda Malam

Diperbarui: 27 September 2023   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tumpukan gabah siap jemur (Dokpri)

"Subuh tadi, 5 karung gabah punya Pak Warto di halaman depan rumahnya dimaling, padahal rencananya mau dikeringkan kalau matahari sudah terbit, ditaksir kerugiannya mencapai 3,5 juta rupiah."

Mendengar kabar gabah punya Pak Warto dicuri, sontak warga desa kaget sekaligus keheranan. Ibu-ibu, bapak-bapak, bahkan pemuda desa membicarakannya hingga menjadi trending topic di Desa hari ini. Warga desa tak bergeming. Berbagai diskusi dan obrolan dilaksanakan untuk mencari solusi agar kejadian maling gabah tak terulang.

"Masak iya, gabah saja dimaling, kok kebangeten," seloroh Haji Kalsum di hadapan ibu-ibu saat belanja sayur di tukang sayur keliling.

"Dengar-dengar, harga gabah basah sekarang sudah sampai Rp. 7,000 per kg. Bagaimana gak tergoda, Bu, maling-maling buat mencuri" jawab Cak Amin, penjual sayur.

"Benar itu, Cak. Punya saya kemarin laku Rp. 7,100 potong sawah, padahal musim lalu laku cuma Rp. 5,400, tapi hasil panennya melorot tajam. Biasanya dapat 4 ton per bau, sekarang cuma 3 ton. Dihitung-hitung ya tetap sama pendapatannya," timpal Bu Samah, istri ketua kelompok tani di desanya.

"Walah, ya cocok to, Bu, wong beras saja sudah sampai Rp. 13,000 lho. Kemarin saya beli di toko Yu Um, naiknya gak karu-karuan," keluh Yu Kar.

"Kekeringan panjang, banyak sawah yang produksinya melorot, bahkan gagal panen, padahal yang makan beras masih banya. Barangnya gak ada stoknya, ya pasti harganya naik to, Bu," jelas Bu Guru Jikan.

Malam hari di rumah Pak Kamituo (RW)

Bapak-bapak dan para pemuda hadir di acara rembug warga di pendopo rumah Pak Kamituo.

"Bapak-bapak semua pasti sudah mendengar kabar maling gabah yang menimpa Pak Warto subuh tadi. Kita harus mencegahnya agar kejadian ini tidak terulang," sambutan pembuka Pak Kamituo dalam acara rembug warga.

"Benar, Pak Wo, tapi saya pengen tau ciri-ciri malingnya tadi seperti apa kok bisa pas yang dimaling punya Pak Warto yang sawahnya luas?" tanya Kaji Jono, tokoh yang dituakan di desa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline